Tanggal 1 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juni Memperingati Hari Apa?

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Jumat, 31 Mei 2024 14:35 WIB
Ilustrasi kalender
Ilustrasi kalender. Foto: Vladimir Sukhachev/Getty Images/iStockphoto
Surabaya -

Penanggalan kalender Masehi akan memasuki bulan Juni 2024. Ada beberapa peringatan hari besar pada bulan ini. Salah satunya tanggal 1 Juni. Lantas, tanggal 1 Juni memperingati hari apa saja?

Tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai tanggal merah dan hari libur nasional karena bertepatan Hari Lahir Pancasila. Selain hari besar nasional tersebut, ada peringatan hari besar internasional lainnya.

Tanggal 1 Juni Memperingati Hari Apa?

Salah satu hari besar yang diperingati adalah Hari Lahir Pancasila. Tak hanya itu, terdapat beberapa hari besar lainnya. Apa saja? Yuk simak informasi selengkapnya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Hari Lahir Pancasila

Setiap tanggal 1 Juni, Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Tujuan peringatan ini untuk menghormati perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia.

Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Hari Lahir Pancasila dilatarbelakangi momentum sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 28 Mei-1 Juni 1945. Sidang tersebut dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

ADVERTISEMENT

Dalam sidang pertama itu, ketiga tokoh nasional menyampaikan gagasan mengenai negara Indonesia. Para anggota BPUPKI juga membahas dasar-dasar negara Indonesia. Kemudian Soekarno menyampaikan pidato "Lahirnya Pancasila".

Ia menjelaskan gagasan mengenai konsep awal Pancasila itu pada 1 Juni 1945. Soekarno menyampaikan ide dan gagasan tentang dasar negara Indonesia yang diberi nama Pancasila, yang berasal dari kata panca artinya lima, dan sila berarti prinsip atau asas.

Soekarno menjelaskan, lima dasar negara Indonesia saat itu, adalah sila pertama Kebangsaan, sila kedua Internasionalisme atau Perikemanusiaan, sila ketiga Demokrasi, sila keempat Keadilan sosial, dan sila kelima Ketuhanan yang Maha Esa.

BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat UUD yang berlandaskan lima asas tersebut. Panitia tersebut terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Pancasila akhirnya disahkan dalam Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara ini berisi lima sila seperti yang masyarakat kenal hingga hari ini. Pancasila juga disetujui dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Presiden Jokowi lantas mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 menetapkan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1945. Keppres tersebut juga menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional.

2. Hari Orang Tua Sedunia

Dikutip dari situs resmi PBB, latar belakang peringatan Hari Orang Tua Sedunia berawal pada 1980-an. Selama tahun 1980-an, PBB mulai memperhatikan isu-isu tentang keluarga.

Pada 1983, berdasarkan rekomendasi dari Dewan Ekonomi dan Sosial Komisi Pembangunan Sosial dalam resolusinya tentang peran keluarga dalam proses pembangunan (1983/23), meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk meningkatkan kesadaran di antara para pengambil keputusan dan masyarakat.

Terutama terkait masalah dan kebutuhan keluarga, serta cara-cara efektif memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuan peringatan ini untuk menghormati jasa para orang tua yang sudah melahirkan dan merawat anak-anaknya hingga dewasa. Jasa para orang tua tak terhitung, bahkan sejak sebelum seorang anak lahir ke dunia.

Majelis Umum PBB menetapkan 1 Juni sebagai Hari Orang Tua Sedunia pada 12 September 2012. Peringatan ini dirayakan setiap tahun untuk menghormati jasa-jasa orang tua di seluruh dunia.

3. Hari Kesadaran Terumbu Karang

Dikutip dari National Today, 1 Juni juga diperingati sebagai Hari Kesadaran Terumbu Karang Sedunia. Tujuan peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran di berbagai komunitas dan masyarakat tentang sistem biologis yang rapuh dari terumbu karang di lautan.

Hari ini juga menjadi ajang menyatukan orang dengan latar belakang berbeda-beda. Mulai dari pencinta lingkungan, aktivis sosial, dan masyarakat biasa. Mereka bersatu untuk memikirkan ide dan teknik yang dapat melindungi ekosistem terumbu karang agar tidak rusak.

Belakangan ini, beberapa terumbu karang yang paling bermanfaat telah berkurang. Hal ini dikarenakan adanya pemutihan karang, kenaikan suhu laut, dan polusi beracun. Selain itu, adanya penggunaan tabir surya yang berbahaya dan peningkatan pariwisata yang dinilai sebagai ancaman bagi terumbu karang.

Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads