Pria Teror-Lecehkan Wanita Surabaya Selama 10 Tahun, Ada Kelainan Apa?

Pria Teror-Lecehkan Wanita Surabaya Selama 10 Tahun, Ada Kelainan Apa?

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Sabtu, 18 Mei 2024 20:58 WIB
Pria yang diduga teror hingga lecehkan teman SMPnya selama 10 tahun di Surabaya (kanan)pelaku pelecehan teman SMP
Polisi tangkap pria yang teror dan lecehkan teman wanitanya selama 10 tahun (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Polisi telah mengamankan AP, pria yang telah meneror dan melecehkan teman SMP nya hingga 10 tahun lamanya. Korban menyebut AP terobsesi padanya sejak duduk di bangku SMA. Psikolog Untag Riza Wahyuni mengatakan AP memiliki perilaku obsesif.

"Kalau kita melihat itu, bisa ada beberapa kemungkinan ya, salah satunya bisa saja si cowok itu memiliki perilaku obsesif terhadap perempuan," ujar Riza kepada detikJatim, Sabtu (18/5/2024).

Riza menjelaskan perilaku obsesif sendiri menyebabkan seseorang sangat berambisi untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Menurutnya, apapun akan dia lakukan agar apa yang dia inginkan dapat terpenuhi atau tercapai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya, obsesif itu mereka akan melakukan hal-hal yang di luar dugaan. Misalnya, dia obsesi pada perempuan yang ada di dalam bayangannya, kemudian dia ketemu dengan perempuan itu. Maka, dia bisa melakukan macam-macam kepada si perempuan ini, bisa di sosmed maupun secara langsung," ujarnya.

"Misalnya, mengirimkan sesuatu termasuk kalau tadi berita baca itu kan foto-foto yang tidak menyenangkan seperti yang korban alami," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Lantas, apakah obsesif itu merupakan problem dari tim mental health? Riza membenarkan hal itu. Menurutnya, obsesif merupakan bagian dari kesehatan mental.

Riza menerangkan perilaku ini bisa sangat mengganggu bagi orang lain. Bahkan, dapat membuat orang lain merasa diteror, ketakutan, dan perasaan tidak aman dan tidak nyaman.

"Si orang ini juga akan berisiko melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, dia (pelaku) merasa gagal dengan apa yang dia harapkan, akan melakukan hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Mungkinkah mereka yang berperilaku obsesif bisa mendapatkan penanganan dan sembuh? Riza menyatakan bisa. Asal, sambung dia, selama mereka memiliki kesadaran bahwa dirinya memiliki masalah dengan obsesinya dan mental health atau perilaku obsesifnya.

"Jadi, harus ada kesadaran bagi dia tentang apa yang terjadi pada dirinya. Caranya bisa dilakukan intervensi melalui psikologi. Kita bisa membantu dia untuk kemudian beralih gitu ya tentang apa yang yang ada di dalam pikirannya dia seperti itu merasa bahwa apa yang dia lakukan itu adalah mengganggu kehidupan pribadi dia juga, kan merasa terobsesif dan tidak bisa lepas itu mengerikan lho," jelasnya.

Riza menegaskan orang dengan penyakit obsesif bisa saja sembuh total dan ada yang tidak. Ia mengatakan kesembuhan tergantung pada kesadaran orang tersebut.

"Bisa dibilang punya kesadaran nggak, punya keinginan nggak. Datang dengan kondisi dipaksakan mungkin untuk dia bisa berubah perilakunya menjadi sulit. Karena dia biasanya kalau dipaksakan itu bisa saja denial atau menolak. Jadi dia merasa tidak menjadi problem bagi dia padahal mengganggu bagi orang lain," tandas Riza.




(pfr/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads