Jemaah haji kerap melakukan berbagai kesalahan saat ihram. Apa saja kesalahan yang kerap terjadi saat ihram?
Menunaikan ibadah haji, baik jemaah laki-laki maupun perempuan harus melaksanakan ihram. Ihram merupakan salah satu rukun dari ibadah haji yang wajib dikerjakan para jemaah.
Apa itu Ihram?
Mengutip detikhikmah, berdasarkan buku Panduan Ibadah Haji dan Umrah karya Rr. Retno Widyani dkk, ihram merupakan niat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji atau umrah. Pakaian ihram ini berupa pakaian putih yang menyimbolkan kesucian dan kesederhanaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakaian ihram untuk jemaah laki-laki yakni dua lembar kain tanpa dijahit. Satu lembar kain untuk menutup auratnya. Selembar kain lain diselempangkan ke pundak kiri. Sementara, bagian pundak kanannya dibiarkan terbuka.
Sedangkan, pakaian ihram jemaah perempuan menutup semua badan. Tetapi, mereka tidak boleh untuk memakai sarung tangan.
7 Kesalahan Saat Ihram Haji
Mengutip pada sumber yang sama, berikut ini tujuh kesalahan yang biasanya terjadi ketika ihram haji:
1. Jemaah haji perlu memperhatikan lokasi miqat makani dimulai. Departemen agama Republik Indonesia menjelaskan miqat bisa dimulai di Bandara Jeddah.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda pada hadis yang diriwayatkan Bukhari berkut ini.
Miqat-miqat itu adalah untuk penduduk tempat tersebut dan orang yang melewatinya ketika hendak melaksanakan haji atau umrah. (HR. Bukhari di dalam Shahih Bukhari, kitab al-Hajj).
Pada hadis lain, juga menjelaskan tentang penentuan tempat miqat oleh Rasulullah SAW. Keterangan ini tertuang dalam hadis diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA berikut.
Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulullah SAW menetapkan miqat bagi penduduk Madinah adalah Zulhulaifah, bagi penduduk Syam adalah Ju'fah, bagi penduduk Najd adalah Qarnul Manazil, dan bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam." Nabi bersabda, "Itu lah miqat bagi mereka dan bagi siapa saja yang datang di sana yang bukan penduduknya yang ingin haji dan umrah, bagi yang lebih dekat dari itu (dalam garis miqat), maka dia (melaksanakan) ihram dari kampungnya, sehingga penduduk Makkah ihrāmnya dari Makkah. (HR. Muslim).
2. Idhthiba sejak awal memakai pakaian ihram sampai dengan selesai melakukan manasik haji.
3. Tidak mengencangkan suara saat talbiyah, atau sama sekali tidak melafalkan kalimat talbiyah. Waktu mengucapkan talbiyah ini seusai mengenakan ihram.
Rasulullah SAW menganjurkan melafalkan talbiyah. Adapun bacaan talbiyah sesuai sunah berbunyi,
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Latin: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni'mata laka wal-mulk, la syarika lak.
Artinya: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).
4. Para jemaah haji kurang mampu untuk mengontrol emosi. Mereka sering marah dan bertengkar dengan jemaah lain dalam keadaan telah ihram.
5. Ketika berpakaian, jemaah laki-laki tidak boleh menggunakan penutup kepala, termasuk peci. Sedangkan, untuk jemaah perempuan dilarang memakai sarung tangan dan menutup seluruh wajahnya.
Keterangan ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut.
Jangan sekali-kali wanita yang sedang ihram itu mengenakan cadar penutup muka dan jangan pula memakai kaos tangan. (HR Al-Bukhari).
6. Menjaga lisan dari ucapan buruk dan menjaga tangan dari merusak tanaman atau mengganggu hewan.
7. Jemaah laki-laki dan perempuan dilarang menggunting rambut sebelum tahallul.
Baca juga: Bacaan Doa Ketika Orang Berangkat Haji |
Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dpe/fat)