Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) merilis hasil survei untuk Pemilihan Bupati (Pilbup) Ponorogo. Hasilnya, petahana Sugiri Sancoko unggul jauh dari nama-nama lainnya. Termasuk eks bupati Ipong Muchlissoni yang mengirim sinyal bakal turun gelanggang pilkada lagi untuk merebut takhta dari Sugiri.
"Elektabilitas Sugiri Sancoko mencapai 56,2%, jauh dibandingkan dengan 4 calon lainnya," jelas Direktur ARCI Baihaki Sirajt, Senin (6/5/2024).
Keempat nama tersebut antara lain Ketua Gerindra Ponorogo Suprianto yang meraih elektabilitas 13,6%, Ketua PKB Ponorogo Ibnu Multazam 11,9%, mantan Bupati Ipong Muchlissoni 10,1%, dan Wakil Bupati Lisdyarita 4,7%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan 3,5% belum menentukan pilihan," tambah Baihaki.
Baihaki menambahkan eksistensi, Sugiri di mata masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain hasil kebijakan, popularitas, kepuasan, karakter serta pelayanan terhadap masyarakat.
"Kenapa Sugiri Sancoko unggul? Karena memang tingkat kepuasaan masyarakat tinggi. Itu salah satu faktor. Di mana di semua sisi tingkat kepuasaan atas 70 persen," jelas Baihaki.
ARCI juga menyajikan data survei head to head antara Sugiri dengan Ipong. Ipong diprediksi kuat menjadi calon lawan Sugiri di Pilbup Ponorogo 2024.
![]() |
Dalam eletktabilitas survei head to head itu, Sugiri juga unggul jauh dari Ipong. Elektabilitas Sugiri di angka 59,3% sedangkan Ipong Muchlissoni 19,4%, sisanya sebesar 21,2% menjawab tidak tahu.
"Dari 21 kecamatan Ipong Muchlisoni unggul di tiga kecamatan, dan sisanya 18 kecamatan lain unggul Sugiri Sancoko," papar Baihaki.
Survei Pilbup Ponorogo 2024 ini digelar ARCI mulai 23 hingga 29 April lalu. 1.200 responden yang diambil dari rentang usia bermacam-macam. Gen Z atau usia kurang dari 25 tahun sekitar 15,7 persen. Lalu milenial 26 tahun sampai 50 tahun sekitar 36,3 persen, Gen X 41 tahun sampai 56 tahun sekitar 29,4 persen dan Boomber usia lebih 56 tahun 18,6 persen.
"Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih di angka 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," tukas Baihaki.
(hil/dte)