Anda pernah mengira Kota Batu bagian dari Malang? Kduanya termasuk bagian dari Malang Raya. Namun memiliki wilayah dengan administratif yang berbeda.
Secara administratif, wilayah Malang Raya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Perlu diketahui, Kota Malang dengan Kota Batu memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda.
Apa saja perbedaan antara keduanya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Malang dan Batu Sering Dianggap Satu Wilayah
Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Cuci Sepatu di Malang |
1. Malang Lebih Dahulu Terbentuk
Sebelum terbentuknya Kota Malang dan Kota Batu, Kabupaten Malang telah resmi dipimpin bupati pertama yakni Raden Tumenggung Notodiningrat I yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan resolusi Gubernur Jenderal 9 mei 1820.
Dilansir dari laman Kemdikbud, Kabupaten Malang resmi didirikan sejak tanggal 28 November 760. Tanggal tersebut menjadi patokan hari jadi Kabupaten Malang sejak tahun 1984. Saat berada di bawah pemerintahan Belanda, Malang semakin berkembang pesat bahkan pembangunan alun-alun dilakukan. Kabupaten Malang disebut sebagai wilayah yang strategis pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan.
Hal inilah yang menjadi awal cikal terbentuknya bakal Kota Malang, setelah diresmikan sebagai Kotapraja pada 1 April 1914. Bertahun-tahun kemudian, Batu yang dulunya bagian dari kecamatan di Provinsi Malang juga berkembang semakin pesat. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu dinyatakan sebagai kota otonom yang merdeka dari Provinsi Malang dengan dipimpin oleh Imam Kabul sebagai wali kota pertama.
2. Wilayah Malang Lebih Luas Dibandingkan Kota Batu
Kabupaten Malang merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi dan menjadi kabupaten dengan populasi terbesar di Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Malang memiliki luas wilayah sebesar 3.534,86 kilometer yang terbagi menjadi 33 kecamatan. Sementara, Kota Malang memiliki luas wilayah sebesar 110,06 kilometer persegi yang terbagi menjadi 5 kecamatan dan 57 kelurahan.
Dengan hal ini dapat dibuktikan bahwa Kota Batu lebih luas dibandingkan Kota Malang, namun jauh lebih sempit dari Kabupaten Malang. Memiliki luas wilayah sebesar 202,3 kilometer persegi dan terbagi menjadi tiga distrik. Berbeda dengan Kota Malang, tiga kecamatan tersebut justru terbagi lagi menjadi 20 desa dan 4 kelurahan.
![]() |
3. Suhu Udara di Malang dan Kota Batu Berbeda
Penyebutan Malang lebih mengacu pada provinsi Malang dan Kota Malang. Kondisi geografis Kota Malang lebih beragam, karena memiliki wilayah yang lebih luas dibandingkan Kota Batu. Bagi detikers yang ingin menjumpai daerah pegunungan, pemukiman padat penduduk dan pantai dapat ditemui di sekeliling wilayah Sungai Brantas.
Sementara Kabupaten Malang sebagian besar merupakan kawasan dataran tinggi dan pegunungan yang berhawa sejuk. Wisatawan seringkali berkunjung ke Kabupaten Malang karena ingin menikmati sejuknya udara di Kabupaten Malang, seperti Gunung Bromo, Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Kelud, dan Gunung Kawi. Berbeda halnya dengan sisi selatan Malang yang berisi pegunungan, pantai berbukit dan dataran bergelombang dengan suasana tropis yang khas.
Bagi detikers yang tidak tahan dengan suhu dingin namun tidak ingin kepanasan, pusat Kota Malang dapat menjadi pilihan yang tepat. Berbeda halnya dengan kawasan Kota Batu yang bersuhu lebih sejuk, karena berada pada ketinggian wilayah antara 680 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh daerah pegunungan.
4. Julukan Malang dan Kota Batu Berbeda
Perbedaan berikutnya yang sangat menonjol adalah julukan antara keduanya. Kota Malang terkenal dengan sebutan kota pendidikan, sementara Kota Batu disebut sebagai Kota Wisata.
Sesuai dengan namanya, Kota Malang memiliki banyak perguruan tinggi dengan lokasi yang saling berdekatan. Di antaranya Universitas Brawijaya (UB), Universitas Malang (UM), UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Islam Malang (UNISMA), dan Universitas Teknologi Nasional Malang.
Berbeda halnya dengan Kota Batu yang dijuluki sebagai Kota Wisata, sebab memiliki keindahan alam yang menakjubkan dilengkapi dengan udara sejuk dan kuliner yang beragam. Berbagai objek wisata dapat ditemui di Kota Batu seperti Jatim Park, Batu Night Spectacular (BNS), Eco Green Park, Florawisata Santerra De Laponte, dan lainnya. Daerah Batu memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk, sehingga banyak ditemukan perkebunan apel atau sayur-sayuran.
5. Memiliki Fasilitas dan Infrastruktur yang Berbeda
Selain berkembang menjadi Kota Pendidikan, Kota Malang juga berperan aktif pada aktivitas industri dan komersial yang berperan penting dalam perekonomian kota. Hal ini didukung dengan peralatan dan infrastruktur yang memadai. Sebuah bandara, terminal bus hingga stasiun kereta api dapat ditemukan di Kota Malang sebagai penghubung antar transportasi umum.
Tak heran jika Malang menjadi penopang akomodasi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Batu. Bagi detikers yang ingin berkunjung ke Kota Batu, hanya dapat ditempuh melalui jalur darat. Sebab tidak ada bandara atau kereta api yang menghubungkan Malang-Batu, namun hanya ada terminal bus.
Fasilitas umum di Kota Malang dan Kota Batu umumnya hampir sama, namun kapasitasnya berbeda. Misalnya fasilitas kesehatan, ruang publik, pusat perbelanjaan, dan peribadatan cukup banyak ditemui di Kota Malang. Sementara di Kota Batu hanya menyediakan satu buah mall perbelanjaan.
Dapat disimpulkan jika Kota Malang dan Kota Batu merupakan kota yang berbeda, meskipun sebelumnya berada di bawah pemerintahan yang sama. Kota Malang lebih cocok untuk dijadikan sebagai kehidupan perkotaan dan pendidikan sebab banyak pendatang yang memilih untuk bekerja atau menimbah ilmu di sana. Sementara, Kota Batu memiliki citra sebagai kota wisata dengan menyuguhkan pesona alam dan kehidupan masyarakat pertanian yang tentram.
Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)