Sejarah Kampung Ilmu, Tempat Berburu Buku Bekas di Surabaya

Sejarah Kampung Ilmu, Tempat Berburu Buku Bekas di Surabaya

Alifia Kamila - detikJatim
Selasa, 23 Apr 2024 09:00 WIB
Kampung Ilmu Surabaya
Kampung Ilmu Surabaya. Foto: Gracella Sovia Mingkid
Surabaya -

Para pecinta buku pasti sudah tidak asing dengan Kampung Ilmu di Surabaya. Kawasan ini dipadati para pedagang buku murah. Meski didominasi penjual buku bekas, pengunjung juga dapat mencari buku keluaran terbaru di sini.

Bukan hal yang mengherankan jika Kampung Ilmu menjadi surganya pecinta buku. Sejak pendiriannya, Kampung Ilmu selalu ramai didatangi pengunjung. Lantas, bagaimana awal mula berdirinya Kampung Ilmu?

Sejarah Kampung Ilmu

Dilansir dari laman Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur, Kampung Ilmu terletak di Jalan Semarang. Kawasan ini lekat sebagai pusat penjualan buku murah yang selalu menjadi jujugan pelajar hingga kalangan umum di Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampung Ilmu berdiri pada 7 April 2008. Pemerintah Kota Surabaya, para pedagang buku di Jalan Semarang, dan pecinta buku murah menjadi pemrakarsa berdirinya Kampung Ilmu.

Berawal dari Perda Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penertiban PKL yang berdampak pada penggusuran para pedagang buku bekas. Pada awalnya, PKL tersebut menjual buku bekas di sepanjang trotoar Stasiun Pasar Turi, Jalan Semarang sejak 1975.

ADVERTISEMENT

Namun, minat baca dan antusiasme masyarakat terhadap buku murah yang tinggi membuat para pedagang berusaha melakukan perlawanan dengan aksi damai. Mereka meminta tanda tangan masyarakat Surabaya yang berlalu-lalang di sepanjang Jalan Semarang sebagai persetujuan agar para pedagang tidak digusur.

Para pedagang pun mendapat respons yang sangat positif. Dalam sehari, mereka berhasil mendapatkan ribuan tanda tangan yang diukir dalam bentangan spanduk 300 meter. Hal ini menjadi bukti penggusuran PKL buku bekas dan murah tidak bisa dilakukan begitu saja.

Pemkot Surabaya akhirnya memutuskan merelokasi para pedagang ke Jalan Semarang. Dengan lahan seluas 2.500 meter persegi, Pemkot Surabaya menyulap Jalan Semarang menjadi sentra pedagang buku bekas. Mulanya, kawasan tersebut merupakan lahan kumuh yang berfungsi sebagai tempat penimbunan sampah.

Kini, area tersebut telah menjadi tempat yang nyaman untuk berburu buku. Bahkan, terdapat rumah joglo yang bisa dimanfaatkan untuk sekadar bersantai atau membaca buku yang baru saja dibeli.

Nama Kampung Ilmu datang dari pemikiran soal aspek sosial, budaya, dan pendidikan. Dari aspek sosial, Kampung Ilmu menjadi tempat para pedagang mengais rezeki. Secara budaya, Kampung Ilmu menjadi tujuan masyarakat kelas menengah ke bawah di Surabaya untuk mencari buku murah.

Sementara berdasarkan unsur pendidikan, tempat ini menjadi lokasi interaksi penjual dan pembeli buku. Melalui buku yang dijual, secara tidak langsung terdapat transfer ilmu pengetahuan.

Namun, perjuangan para pedagang tidak berhenti begitu saja. Mereka sempat merasakan tidak ada pendapatan sepeser pun pada 2008 hingga pertengahan 2009. Sebab, masyarakat Surabaya belum mengetahui letak Kampung Ilmu. Pedagang terpaksa bertahan dalam keadaan yang tidak pasti.

Akan tetapi, kegigihan para pedagang dalam mempertahankan Kampung Ilmu membuahkan hasil. Berkat harapan besar yang dimiliki, Kampung Ilmu kini telah menjadi salah satu ikon Surabaya yang memiliki 84 pedagang di dalamnya.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads