Polisi mengimbau kendaraan berat untuk sementara tidak melintas di Jalur Gumitir, Jember. Sebab, jalur penghubung Jember-Banyuwangi di Kecamatan Silo itu terdapat retakan yang membahayakan jika dilalui kendaraan besar.
"Dari munculnya retakan jalan itu, kami berkoordinasi dengan BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) untuk dilakukan penanganan. Karena ada penurunan di perkerasan aspal, untuk sementara pengalihan kendaraan berat ke jalan alternatif," kata Kasat Lantas Polres Jember AKP Achmad Fahmi Adiatma, Minggu (21/4/2024).
"Kendaraan berat itu dengan kriteria sumbu 3 atau roda 6 lebih, atau muatan 32 ton ke atas. Untuk nantinya lewat Jalur Pantura (Situbondo)," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait imbauan ini, lanjut Fahmi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Sat Lantas Polresta Banyuwangi. Sebab, Jalur Gumitir berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi.
"Sehingga nantinya meminimalisir terjadinya kemacetan di arus jalan. Apalagi nanti juga akan diberlakukan buka tutup arus," tandasnya.
Sementara itu, Kapolsek Silo AKP M. Na'i mengatakan, retakan ada di tikungan leter S Mbah Singo kawasan Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Panjang retakan jalan kurang lebih 100 meter.
"Dengan bentuk dan model retakan berbentuk melengkung, mengikuti alur jalan dari bahu jalan sisi kanan di KM 36.750 melintang jalan sampai ke bahu jalan sisi kiri di KM 36.800. Kemudian melintang badan jalan ke arah bahu jalan sisi kanan di KM 36.850 arah Jember-Banyuwangi kawasan Gumitir," terangnya.
"Lebar retakan bervariasi, antara 5 sampai 10 cm. Retakan pada badan dan bahu jalan tersebut, dapat berpotensi menimbulkan longsor yang akan mengakibatkan putusnya jalan nasional penghubung Kabupaten Jember-Banyuwangi," imbuhnya.
Untuk penyebab munculnya retakan jalan itu, kata Na'i, diduga akibat tingginya curah hujan yang turun selama sebulan terakhir. Sehingga, mempengaruhi kondisi kontur tanah.
"Juga banyaknya kendaraan besar yang mengangkut muatan melebihi batas maksimal atau over load," imbuhnya.
Sebelumnya, jalan retak ini berdampak pada truk yang lewat. Sebuah truk muat ikan terguling di Jalur Gumitir di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember. Truk terguling diduga akibat melewati jalan retak di jalan nasional penghubung Jember-Banyuwangi itu.
"Untuk panjang retakan kurang lebih 200 meter, dengan lebar retakan bervariasi. Mulai dari 3 cm, 5 cm sampai 10 cm. Kemudian untuk kedalaman retakan, mulai dari 10 cm sampai 30 cm," kata anggota relawan Maya Cendrawasih saat dihubungi, Minggu (21/4/2024).
Retakan jalan ini, lanjut Maya, menyebabkan adanya ketimpangan permukaan jalan. Sehingga ketinggian permukaan menjadi tidak sama.
"Karena retakan ini menyebabkan penurunan permukaan tanah di jalan aspal. Karena lebar jalan menjadi timpang atau ada selisih ketinggian permukaan. Untuk pernurunan permukaan tanah itu di sisi jalan yang dari arah Banyuwangi ke Jember," jelas Maya.
Perbedaan ketinggian permukaan inilah yang diduga menyebabkan truk muat ikan bernopol K 9027 QD itu terguling. Menurut Maya, peristiwanya terjadi pada pukul 19.15 WIB, Sabtu (20/4).
Truk yang berangkat dari Demak, Jawa Tengah dengan tujuan Kecamatan Muncar, Banyuwangi itu disopiri Warin (30) asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah bersama satu orang kernet. Truk terguling saat melintasi jalan yang mengalami keretakan.
"Kecelakaan ini diduga akibat adanya retakan jalan. Saat truk bermuatan ikan itu melaju dari Barat, sampai di lokasi kejadian, diduga retakan jalan menyebabkan selisih (permukaan) jalan cukup tinggi, sehingga truk yang melaju itu tiba-tiba langsung miring dan terguling. Itu pernyataan dari sopir truk yang kecelakaan," ujar Maya.
Bangkai truk yang terguling memakan sebagian besar badan jalan. Ikan yang diangkut juga berceceran. Kondisi ini membuat jalur sempat macet karena dilakukan buka tutup arus.
"Tadi para relawan bersama bapak polisi mengatur lalu lintas, dengan menerapkan buka tutup arus kendaraan dari dua jalur. Baik dari arah Banyuwangi ataupun dari Jember," kata Maya.
(hil/fat)