Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut beberapa faktor perubahan konsep. Salah satunya ialah investor lebih tertarik menjadikan THR dan TRS menjadi tempat konser berstandar internasional.
"Banyak investor yang mengajukan untuk tempat konser. Karena tempat konser di Surabaya ini tidak ada. Kalau sudah mendatangkan artis internasional itu membutuhkan kapasitas berapa puluh ribu. Dan hari ini di Surabaya belum ada yang mencukupi," ujar Eri, Sabtu (13/4/2024).
Batal jadi wahana permainan karena investor yang menghitung-hitung khususnya soal harga tiket masuk Rp 25 ribu dirasa memberatkan. Terkait harga sewa investor tidak ada masalah.
Eri sendiri memang getol meminta harga tiket masuk Rp 25 ribu dan menjadikan wahana permainan murah serta bisa dijangkau semua warga Surabaya. Namun saat mengajukan harga tiket masuk, investor melakukan penghitungan ulang.
"Kalau harga (sewa THR-TRS) mahal tapi tidak mempertimbangkan (tiket masuk) Rp 25 ribu, dia (investor) bisa. Tapi setelah dihitung, yang diajukan adalah ketika itu dibuat wahana seperti permainan, masih berkurang," jelasnya.
Eri menyatakan ada sebanyak 5 investor yang telah mengajukan THR dan TRS agar dijadikan tempat konser. Alasannya, di Surabaya tidak ada tempat konser yang bisa menampung puluhan ribu penonton.
Wahana permainan diganti konsep menjadi tempat konser standar internasional ini masih tahap diskusi dengan ahli dan stakeholder. Dengan konsep baru ini Eri berharap tempat konser di THR dan TRS nanti menjadi salah satu destinasi wisata hiburan baru baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Bukan hanya investor lama (yang mengajukan), tapi ada empat investor yang masuk, yang semuanya konsepnya adalah untuk tempat konser," pungkasnya.
(dpe/dte)