Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menegaskan menolak pemberian parsel atau bingkisan lebaran. Pengumuman penolakan dipasang di pintu gerbang pendapa kabupaten.
Poster bertulisan "Mohon maaf tidak menerima bingkisan dalam bentuk apapun" terpampang di pintu gerbang sejak pertengahan puasa. Tulisan ini menjadi peringatan bagi kolega maupun bawahan bupati agar tidak mengirimkan bingkisan lebaran.
"Ini bukan sesuatu yang Istimewa ya, itu sudah sudah berjalan selama bertahun-tahun. Kami sendiri di Trenggalek juga punya unit pengendali gratifikasi," kata Mochamad Nur Arifin, Selasa (9/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, secara umum tradisi pemberian bingkisan merupakan hal yang baik. Namun, bisa menjadi tidak baik jika yang diberi adalah pejabat publik, terlebih jika pemberi bingkisan merupakan bawahan maupun kolega yang memiliki konflik kepentingan dengan bupati.
"Makanya saya sampaikan tanpa mengurangi rasa hormat, yang penting saya ini sebagai bupati minta dimaafkan, karena banyak salahnya dan keikhlasannya doa itu lebih lebih penting. Jadi nggak perlu memberikan hantaran," ujarnya.
Penolakan pemberian parsel lebaran telah berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan saat ia masih menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek mendampingi Emil Dardak.
"Kalau yang dari kerabat-kerabat saya sendiri ya tetap saya terima, karena itu bentuk kasih sayang dari famili, dari keluarga," imbuhnya.
(dpe/dte)