Gempa magnitudo (M) 6,1 (dimutakhirkan menjadi M 5,9) mengguncang Tuban siang ini, Jumat (22/3/2024) pukul 11.22 WIB. Ternyata, gempa serupa pernah terjadi pada tahun lalu, tepatnya pada Jumat, 14 April 2023. Saat itu, gempa yang mengguncang Tuban berkekuatan M 6,6.
Namun, gempa yang terjadi tahun lalu justru tak dirasakan warga Tuban. Padahal, gempa ini berpusat di barat laut Tuban. Gempa ini justru dirasakan daerah lain di Jatim, bahkan hingga Jakarta, Jawa Barat dan Bali.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa Gempa Tuban itu termasuk gempa bumi jenis deep focus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Deep focus earthquake laut Jawa dipicu slab pull activity," kata Daryono, Jumat (14/4/2023).
Dia jelaskan bahwa gempa Tuban itu tergolong gempa dalam.Episenter gempa itu di jarak 65 km barat laut Kota Tuban denganhiposenter di kedalaman 643 km. Sementara koordinat gempa di 6,29 LS-111,92 BT.
Gempa bumi dalam itu menurutnya disebabkan oleh aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang saling bertumbukan di zona subduksi di bawah Laut Jawa.
Analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG, menurut Daryono juga menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan turun atau normal fault.
Karena itu juga spektrum getaran gempa itu luas, dirasakan dengan skala intensitas V MMI di Jawa Timur, dengan skala intensitas IV MMI di Denpasar, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, dan Bima.
Getaran dengan skala III MMI seperti ada getaran truk lewat juga dirasakan di Kota Yogyakarta dan Gunungkidul. Bahkan getaran gempa juga dirasakan di gedung tinggi yang ada di Jakarta.
"Karena sumbernya sangat dalam maka dampak guncangannya memiliki spektrum yang luas, seluruh Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat," kata Daryono dilansir detikNews.
Sementara itu, untuk gempa hari ini, BMKG menyebut, gempa bumi ini memiliki magnitudo M 6,1. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT. Tepatnya, berlokasi di Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
BMKG juga menyebut, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Meski begitu, dampak gempa bumi dirasakan di beberapa daerah, meliputi Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, dan Yogyakarta dengan skala intensitas II-III MMI.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa kali ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa.
"(Gempa) akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa," tulis Daryono dalam keterangan yang diterima detikJatim, Jumat (22/3/2024).
Daryono juga menjelaskan mekanisme pergerakan gempa ini. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip," imbuhnya.
(hil/dte)