Aktivis Surabaya Tekankan Soal Ruang Aman di Hari Perempuan Internasional

Aktivis Surabaya Tekankan Soal Ruang Aman di Hari Perempuan Internasional

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 14 Mar 2024 23:45 WIB
Aktivis Surabaya menyuarakan ruang aman di Hari Perempuan Internasional.
Aktivis Surabaya menyuarakan ruang aman di Hari Perempuan Internasional. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Aktivis perempuan yang tergabung dalam International Women's Day (IWD) Surabaya hari ini merayakan hari perempuan internasional dengan lewat kegiatan. Mulai dari pemutaran film, diskusi tentang kesetaraan gender, deklarasi dukungan untuk perempuan, serta berbagi takjil di bulan Ramadan.

Perwakilan IWD Surabaya Elni Nainggolan mengungkapkan bahwa spirit yang mereka bawa dalam merayakan hari perempuan internasional yang diperingati setiap 8 Maret ini ialah mendesak terwujudnya ruang aman bagi setiap individu.

Elni dan seluruh partisipan yang tergabung dari berbagai elemen, baik seperti mahasiswa Unair, ITS, hingga sejumlah komunitas ISTB dan Woman Choice berharap agar tidak ada lagi pelaku kekerasan sehingga semua orang bisa hidup aman dan nyaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita semua butuh ruang aman. Bertahun-tahun kita sudah merayakan IWD tapi permasalahan secara filosofis belum semua orang punya kesadaran akan kesetaraan gender itu seperti apa. Pentingnya menjaga agar nggak ada pelaku (kekerasan) di muka bumi," ujar Elni kepada detikJatim, Kamis (14/3/2024).

Elni mengatakan ruang aman ini bisa diwujudkan mulai dari kesadaran tiap individu. Tiap individu harus memiliki kesadaran yang sama tentang kesetaraan gender yang inklusif.

ADVERTISEMENT

"Gimana caranya membentuk ruang aman? Dimulai dari kita individu. Contohnya di ruang IWD ini kami yakin semua aman di sini karena kami yakin nggak ada pelaku, karena semua punya kesadaran yang sama tentang kesetaraan gender," ujar Elni.

Masyarakat yang tergabung dalam peringatan hari perempuan internasional di Surabaya hari ini pun menyatakan 7 poin sikap yang pada intinya menolak adanya kekerasan terhadap perempuan.

1. Mengecam segala bentuk kekerasan berbasis gender di ruang pendidikan, organisasi, kerja, publik, dan seluruh ruang-ruang yang kita hidupi.
2. Mengajak seluruh elemen untuk menciptakan aksesibilitas ruang aman dan inklusif terhadap kaum disabilitas.
3. Menuntut fundamental right harus ada.
4. Ruang aman bukan hanya tugas negara melainkan tugas semua orang.
5. Mendesak UU PPRT (Perlindungan Pekerja Rumah Tangga) segera disahkan.
6. Mengadvokasi tentang ruang nyaman dan aman untuk setiap gender khususnya perempuan agar setiap hak-hak dasarnya bisa terakomodasi melalui gebrakan yang masif, revolusioner, dalam organisasi-organisasi di Universitas maupun dalam masyarakat.
7. Mendesak pembebasan terhadap Dwi Kurniawati dan tiga petani Pakel.

Masyarakat yang tergabung dalam IWD Surabaya berkomitmen dari tahun ke tahun untuk terus melakukan peringatan hari perempuan internasional sebagai momen refleksi sekaligus momen untuk mendesak setiap orang bisa bersama-sama mewujudkan ruang aman untuk semuanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads