Tinjau Banjir Bangkalan, Pj Gubernur Jatim Putuskan Ambil Langkah Ini

Tinjau Banjir Bangkalan, Pj Gubernur Jatim Putuskan Ambil Langkah Ini

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 13 Mar 2024 23:15 WIB
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono bersama pejabat di Bangkalan meninjau banjir.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono bersama pejabat di Bangkalan meninjau banjir. (Foto: Istimewa)
Bangkalan - Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono gerak cepat meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Kauman, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan. Hasil peninjauan itu, Adhy pun menyampaikan dirinya telah mengambil langkah prioritas dari hasil tinjauan tersebut.

Banjir di kawasan Blega, Bangkalan diketahui merupakan dampak dari hujan deras yang terjadi pada Selasa (12/3) yang sehingga mengakibatkan aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Blega meluap.

Adhy meninjau lokasi banjir pada Rabu (13/3/2024). Dia naik perahu karet didampingi Pj Bupati Bangkalan Arief M Edie, Kepala Dinas PU SDA Jatim Bayu Trihaksara.

Lokasi yang menjadi sasaran peninjauan adalah permukiman penduduk yang masih tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa atau kurang lebih 50 cm. Di sana PJ Gubernur Jatim turut membagikan nasi bungkus kepada warga yang sedang mengevakuasi barang-barangnya dari rumah masing-masing.

Setelah peninjauan itulah Adhy mengatakan bahwa evakuasi masyarakat rentan utamanya lansia, telah dilakukan. Ia pun memastikan masyarakat rentan dan terdampak tidak diperkenankan kembali ke rumahnya masing-masing sampai air benar-benar surut.

"Sebab saat ini, curah hujan masih tinggi dan diperkirakan masih akan hujan dalam beberapa hari ke depan," katanya.

Selain melakukan evakuasi bagi masyarakat terdampak banjir, terutama masyarakat yang rentan, Adhy menegaskan bahwa DAS Blega akan segera dilakukan normalisasi.

"Kami juga akan segera melakukan normalisasi DAS Blega karena ada kekhususan untuk tipe sungainya. Ada pecahan sungai, lalu menyatu lagi. Nah ini akan segera dinormalisasi oleh Dinas PU SDA Provinsi Jatim," katanya.

Tidak hanya itu, Adhy juga memastikan kebutuhan logistik masyarakat terdampak banjir akan terpenuhi. Mulai dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan penting selama Ramadhan.

"Baik sahur dan buka puasa, atau bagi yang tidak berpuasa jika di tengah-tengah ada yang membutuhkan kami pastikan tercukupi. Kalau memang bisa dan memungkinkan bisa langsung datang ke Dapur Umum di SMA Negeri 1 Blega," ujarnya.

Lebih lanjut Adhy menegaskan bahwa khusus wilayah Blega telah dikerahkan 1 unit mobil pompa untuk mengalihkan genangan dari permukiman penduduk. Bahkan ia berkesempatan memantau langsung proses penyedotan genangan air menggunakan mobil pompa.

"Pompa sudah on semua termasuk banjir yang ada di Pasuruan dan Mojokerto. Ini kami sudah siapkan mesin pompa air dengan kapasitas 250 liter/detik. Masih baru dan fresh, dari Pasuruan kami pindahkan ke sini sampai nanti surut. Kalau hujan dan tergenang lagi, tetap kita standby-kan di sini," ucapnya.

Adhy juga memastikan bahwa seluruh upaya yang dilakukan oleh Tim BPBD baik dari Kabupaten Bangkalan maupun Provinsi Jatim telah sesuai dengan SOP penanganan banjir.

"Kami pastikan bahwa penanganan banjir ini kami utamakan. Selain itu, kami juga akan siapkan beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) yang akan diberikan ke masyarakat. Juga ketika sudah surut, kami akan beri alat bantuan kebersihan. Karena cukup berat bersih-bersih pascabanjir ini," jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jatim hingga Selasa (12/3) malam, kondisi genangan air di dua kecamatan yakni Kecamatan Blega dan Kecamatan Arosbaya sudah cenderung surut antara 30 cm-100 cm. Namun masih pemadaman listrik di sejumlah lokasi terdampak banjir.

Banjir luapan ini juga berdampak pada 1.602 KK/700 Jiwa serta 3 unit Fasilitas Umum yaitu kantor kecamatan, balai desa, dan tempat ibadah. Bahkan satu pasar juga terdampak banjir luapan sungai ini.

Yeni (43), warga Desa Kauman, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan mengaku kemarin rumahnya terendam banjir hingga atap. Bahkan banyak barang-barangnya yang hanyut terbawa arus banjir.

"Ini banjir terparah dibandingkan dengan tahun 2001 lalu. Kompor dan lemari saya hanyut terbabwa arus. Mudah-mudahan dengan bantuan dan kehadiran Bapak Gubernur banjir bisa segera surut dan bantuan bisa cepat sampai ke kami," katanya.

Tidak hanya permukiman penduduk, pemantauan juga dilakukan di Ponpes Salafiyah Sa'idiyah di Kecamatan Arosbaya, Bangkalan. PJ Gubernur memastikan kondisi Ponpes yang turut terdampak banjir.

Banjir itu membuat proses belajar mengajar 1.350 orang santri dan santriwati untuk sementara dihentikan. Volume banjir yang tinggi membuat seluruh bagian Ponpes tergenang mulai dari 30cm-100 cm.

"Banjir di sini seperti kita lihat sudah mulai surut dan sedang proses pembersihan. Kami berharap agar bisa segera dimaksimalkan proses pembersihan, mengingat beberapa siswa sedang masuk musim ujian sekolah," pungkas Adhy.


(dpe/iwd)


Hide Ads