Tangis ibunda Bintang Balqis Maulana (14), santri yang meninggal di Pondok Pesantren Al Hanafiyah, Kediri pecah saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Dengan berderai air mata, Suyanti (38), ibunda Bintang mencurahkan seluruh keresahan dan kedukaannya kepada Bupati Ipuk.
"Ibu... Bantu saya agar keadilan bisa ditegakkan untuk anak saya, terima kasih sudah datang dan peduli," kata Suyanti tak kuasa menahan tangis sembari menggenggam tangan Ipuk, Selasa (27/2/2024).
Usai berjabat tangan, Suyanti bercerita tentang kondisi jenazah putra bungsunya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat darah dari jasad anak saya, saya peluk itu banyak darah, hidungnya itu kelihatan patah, saya ciumi jasadnya itu," terang Suyanti sembari berurai air mata.
"Kenapa? Kenapa saat anak saya dibanting, dianiaya itu ada saksinya kok tidak lapor? Bahkan kok pesantren tidak mengecek," tambahnya dengan nada geram.
Dalam kondisi tersebut, Bupati Ipuk yang mendatangi rumah duka mencoba menguatkan dengan memberikan dukungan moril.
"Ibu kuat, nanti kami akan berikan pendampingan untuk ini dan proses hukum tentunya nanti akan ditangani pihak berwenang. Ini ada Dinsos dan Dinas Pendidikan yang akan mengawal," tegas Ipuk kepada Suyanti.
"Kami turut berbelasungkawa, doa terbaik untuk Bintang. Dan kita kirimkan tahlil bersama untuk Bintang," tutup Ipuk sembari dilanjutkan dengan tahlil bersama.
Sebelumnya, santri bernama Bintang Balqis Maulana asal Banyuwangi meninggal usai dianiaya di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Korban meninggal pada Jumat (23/2) siang.
Kasus ini terkuak ke publik setelah video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi viral. Di video itu tampak darah masih berceceran dari kain kafan korban. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.
Sebelum meninggal, Bintang juga sempat mengirim pesan kepada keluarganya di Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi melalui WhatsApp (WA). Pesan itu berisi permintaannya untuk dipulangkan dari pondok yang berada di Kecamatan Mojo, Kota Kediri. Bintang mengaku sudah tidak kuat berada di sana.
Dalam pesannya kepada keluarga, Bintang sempat mengaku ketakutan. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang membuatnya takut.
"Cpet sini. Aku takut maaa. Maaa tolonggh. Sini cpettt jemput," ujar Bintang dalam pesan WhatsApp.
Keluarga tak menduga ternyata itu adalah pesan terakhir dari Bintang. Pada Sabtu (24/2), Bintang benar-benar pulang. Akan tetapi, ia pulang dalam keadaan kaku tak bernyawa. Kepulangan Bintang menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga.
(hil/dte)