Sedihnya Keluarga Caleg PKB Sampang yang Suaranya Nol di TPS Sendiri

Sedihnya Keluarga Caleg PKB Sampang yang Suaranya Nol di TPS Sendiri

Kamaluddin - detikJatim
Senin, 26 Feb 2024 18:31 WIB
Keluarga Caleg PKB di Sampang yang suaranya nol.
Keluarga Caleg PKB di Sampang yang suaranya nol. (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Sampang -

Sedih melanda keluarga Ayunda Ratna Amelia (25), caleg PKB yang perolehan suaranya nol bahkan di TPS tempat dirinya mencoblos. Keluarga Ayunda meyakini, tidak mungkin sang caleg sama sekali tidak mendapatkan suara bahkan di desanya sendiri.

Budianto ayah ayunda hanya bisa mengelus dada mendengar suara putrinya nihil di semua TPS. Apalagi perolehan suara putrinya yang nyaleg DPRD Sampang di Dapil III Banyuates-Ketapang nol di desa dan TPS tempat dirinya dan Ayunda mencoblos.

"Yang namanya anak pasti saya mendukung sepenuhnya. Jadi di luar komunikasi ayu dengan temannya, saya sendiri banyak berkomunikasi dengan teman-teman semasa jadi kepala desa dulu. Mana mungkin nol?" Kata Budiono kepada detikJatim, Senin (26/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil diskusinya dengan teman-temannya, Budianto yang merupakan seorang mantan Kades setempat menyatakan mustahil bahwa putrinya tidak menghasilkan satu pun suara. Dia sangat yakin bahwa suara ayunda putrinya dengan sengaja dibajak dan dialihkan ke caleg lainnya.

"Jangankan di TPS tempat Ayu mencoblos, sebagai mantan kepala desa saya yakin banyak (perolehan suara putrinya). Soalnya masih banyak (pendukung saya yang) loyal. Jadi tidak mungkin kosong apa lagi saya punya banyak kolega juga di luar Desa Banyuates," kata Budiono.

ADVERTISEMENT

Nurhotimah, ibu Ayunda juga sempat syok saat mendengar perolehan suara putrinya raib tak berbekas. Dia mengatakan bahwa putrinya adalah seorang kader Muslimat. Dia menganggap tidak mungkin tak satu pun kader Muslimat di Banyuates yang mencoblos putrinya.

"Saya tidak yakin masyarakat Banyuates tidak ada yang memilih anak saya. Apalagi (anak saya) kader Muslimat. Yang bikin tidak masuk akal ini sampai semua suara, bahkan di TPS sendiri suara kami dicuri," katanya.

Meski cukup sulit bagi putrinya mendapatkan kursi sebagai legislator, Nurhotimah meyakini bahwa suara Ayunda tidak mungkin serendah itu. Terbukti dengan beberapa kiriman foto surat suara dan pesan suara dari temannya yang sudah mencoblos gambarnya.

"Saya tidak berharap anak saya jadi, tapi suara murni yang diperoleh dari kerja keras Ayu dan keluarga harusnya dikembalikan," tandasnya.

Sebelumnya, putri ketiga Budiono dan Nurhotimah itu sempat menyampaikan protes keras kepada para petugas pemilu yang ada di lokasi penghitungan suara tingkat kecamatan.

Aksi protes caleg PKB itu viral hingga mendapat banyak tanggapan warganet di akun media sosial. Dalam video itu Ayunda sempat mempertanyakan alasan suaranya menjadi kosong. Bahkan, ia menantang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk membuka kotak suara.

"Kalau ternyata data C1 tidak sesuai dengan hasil kotak suara itu saya siap dihukum. Kita ini benar satu partai tapi jangan dizalimi," kata Ayu di depan PPK dan saksi dari PKB dalam video yang viral.

Dalam video itu, Ayu juga membeberkan alasan yang menguatkannya untuk melakukan protes. Salah satunya karena petugas di TPS tempat dirinya dan keluarga besarnya mencoblos tidak ada satu pun suara untuk dirinya.

"Di TPS saya sendiri, TPS 6 (Banyuates) itu tidak ada suara saya. Keluarga saya nyoblos pun tidak ada," protes Ayunda seperti terekam dalam video tersebut.

Sementara itu, Ketua PPK Kecamatan Banyuates Musliono tak menampik adanya protes itu. Namun, protes itu seharusnya disampaikan saat penghitungan di tingkat TPS.

"Kalau protesnya di PPK, data yang disandingkan bukan data pencoblosan tapi harus salinan C1 PPS. Kalau kemudian di tingkat kecamatan ini memprotes kejadian di tingkat TPS, nggak akan selesai. Seharusnya peserta pemilu ini memprotes pada saat pungut dan penghitungan di TPS," kata Musli.

Namun, kata dia, sejauh ada bukti-bukti autentik pihaknya akan melakukan pengecekan dan pencocokan. Jika tidak puas pihaknya melakukan pelaporan ke Panwas atau menyampaikan keberatan secara tertulis.

"Kalau dirasa tidak puas, saya persilakan lapor ke panwascam yang berkaitan dengan pelanggaran pemilu. Kalau berkaitan dengan datanya misalnya nanti keberatan ada form keberatan, kita nanti sediakan," ujarnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads