Jalan Mayjen Sungkono di Kebomas Gresik rusak parah karena sering tergenang air hujan. Banyaknya jalan yang berlubang di lokasi itu membuat sejumlah pengendara mengeluh.
Selain mengganggu aktivitas pengendara lubang di jalan Mayjen Sungkono cukup membahayakan. Kondisi jalan yang rusak ini sudah berlangsung sekitar satu bulan.
Nanang Lelono Timur (43), warga Desa Kedanyang mengatakan jalan berlubang itu sangat mengganggu di jam berangkat dan pulang kerja karena menyebabkan kemacetan dan rawan kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika jam pulang kerja sangat mengganggu, rawan kecelakaan. Jam 06.30 WIB sampai jam 08.10 WIB, terus jam 15.39 WIB sampai jam 16.30 WIB, itu jam berangkat dan pulang. Bisa bikin kemacetan yang panjang, masuk kerja potensi terlambat," kata Nanang kepada detikJatim, Jumat (23/02/2024).
Menurutnya, kendaraan yang lewat bermuatan besar menjadi salah satu faktor penyebab jalan berlubang. Selain itu, kondisi jalan berlubang semakin parah ketika turun hujan, karena tergenang air dan tidak terlihat oleh pengendara.
![]() |
"Yang paling bahaya ketika hujan, jalan yang berlubang tergenang air sehingga tidak terlihat pengendara. Potensi terperosok sangat besar. Apalagi muatan truk kayu yang tinggi, bisa-bisa menimpa pengendara lain," tambah dia.
Menyikapi hal itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik Eddy Pancoro mengatakan pihaknya akan segera melakukan perbaikan di ruas jalan itu dengan lebih dulu melakukan pengurukan dan perataan jalan.
Baca juga: Jalanan Gresik Rusak gegara Tergenang Banjir |
"Sambil dibuatkan saluran kecil pembuangan air di bahu jalan untuk dialirkan ke saluran samping," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana melakukan rekonstruksi dan pengaspalan ulang. Namun, hal ini masih dalam tahap penghitungan dan pertimbangan dengan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
"Untuk urukan dan perataan, rencananya besok akan dieksekusi oleh teman-teman URC (Unit Reaksi Cepat). Ke depan mau kami rekonstruksi dan aspal ulang, untuk rekonstruksi dan aspal ulang ini masih dihitung kebutuhannya," katanya.
(dpe/iwd)