Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut pemakzulan bukan tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Dia mengatakan, isu pemakzulan bisa mengganggu stabilitas pemilu yang sejauh ini berjalan lancar.
Awalnya Gus Ipul memuji Presiden Joko Widodo yang mau bertemu dengan para ketua parpol, salah satunya Ketum NasDem Surya Paloh. Menurutnya, pertemuan elite politik akan membuat rakyat semakin tenang mengikuti tahapan pemilu sampai tuntas, tanpa diganggu isu-isu yang tidak perlu.
"Ini membuat kita semua yang di bawah lebih bisa mengikuti tahapan ini dengan baik tanpa diganggu oleh isu-isu yang mestinya tidak secara langsung berhubungan dengan apa yang terjadi di TPS. Karena tahapan kita ini kan tahapan di TPS. Sementara ada isu pemakzulan, segala macam yang itu terus terang sedikit mengganggu tahapan yang ada," jelas Gus Ipul di Pasuruan, Rabu (21/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi NU, lanjut Gus Ipul, isu pemakzulan merupakan hal yang tidak perlu. Itu bukan tradisi NU.
"Bagi NU isu pemakzulan itu hal yang tidak perlu, hal yang membuang buang waktu karena bukan waktu yang tepat untuk mengembangkan isu pemakzulan. Jadi jelas itu, kata Kiai Anwar Iskandar waktu kami melakukan komunikasi lewat telepon, itu bukan tradisi NU untuk ikut terlibat dalam isu-isu pemakzulan. Jadi NU pasti tidak setuju dan menghindari untuk ikut terlibat dalam isu pemakzulan.
Gus Ipul mengajak semua pihak mendukung Presiden Jokowi melaksanakan tugasnya dengan baik sampai habis masa jabatan.
"Dan kita tahu pemilu sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan dan tahapan yang ada. Kita bersyukur 80 persen lebih pemilih datang ke TPS untuk menentukan pilihannya. Tentu kewajiban kita semua menghormati pilihan dari rakyat Indonesia," katanya.
"Kalau toh misalnya dirasakan ada kecurangan, isu yang kedua selain pemakzulan adalah kecurangan, sekali lagi kalau ada kecurangan itu ada mekanisme lewat mengumpulkan bukti-bukti yang cukup di TPS kemudian dibawa ke pengadilan. Jadi kecurangan itu tidak boleh hanya dijadikan usaha membangun opini karena itu tidak baik," pungkasnya.
(dpe/dte)