Malam Nisfu Syakban: Sejarah dan Perbedaan Pendapat soal Perayaannya

Malam Nisfu Syakban: Sejarah dan Perbedaan Pendapat soal Perayaannya

Suki Nurhalim - detikJatim
Senin, 19 Feb 2024 13:31 WIB
Praying muslim and mosque at night sky hilal half moon
Ilustrasi malam Nisfu Syakban/Foto: Getty Images/iStockphoto/oxinoxi
Surabaya -

Malam Nisfu Syakban (Sya'ban/Syaban) adalah malam di mana Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun ke langit dunia. Berikut ini sejarah hingga perbedaan pendapat soal perayaannya.

Untuk diketahui, saat ini umat Islam sudah memasuki bulan Syakban 1445 Hijriah. Di pertengahan bulan Syakban, ada malam yang istimewa yakni malam Nisfu Syakban.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan awal bulan Syakban 1445 H pada Sabtu (10/2/2024) malam. Maka tanggal 15 Syakban yang biasa disebut Nisfu Syakban jatuh pada Minggu (25/2/2024). Itu artinya, malam Nisfu Syakban jatuh pada Sabtu (24/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Peringatan Malam Nisfu Syakban

Dikutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), berikut ini penjelasan mengenai awal mula peringatan malam Nisfu Syakban. Seperti yang diterangkan Al-Imam Al-Qasthalani (wafat 923 H) dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah.

قد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة

ADVERTISEMENT

Artinya: Tabi'in tanah Syam seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Syakban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Syakban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Syakban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggangapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya. Mereka yang memgingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha' dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha' Madinah menukil pendapat bahwa perayanan malam Nisfu Syakban seluruhnya adalah bid'ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan yang memulai peringatan malam Nisfu Syakban adalah segolongan ulama Tabi'in daerah Syam. Itu artinya, peringatan malam Nisfu Syakban belum ada pada zaman Rasulullah dan Sahabat. Baru ada pada zaman Tabi'in.

Peringatan malam Nisfu Syakban saat ini mengikuti apa yang dilakukan ulama Tabi'in negeri Syam. Negeri yang kini dikenal dengan nama Suriah.

Teknis Peringatan Malam Nisfu Syakban

Mengenai teknis peringatan malam Nisfu Syakban, ada perbedaan pendapat dari ulama Syam. Berikut uraiannya.

Pendapat pertama, disunahkan menghidupkan malam Nisfu Syakban secara jemaah di masjid. Khalid bin Ma'dan dan Lukman bin Amir menggunakan pakaian terbaik mereka, membakar dupa (bukhur) dan pada malam itu mereka i'tikaf di dalam masjid.

Ishaq bin Rahawaih menyetujui atau tidak mengingkari apa yang mereka lakukan. Ia juga berkata 'Menghidupkan malam Nisfu Syakban di masjid-masjid secara berjemaah bukanlah bid'ah'. Pendapat tersebut dikutip oleh Harb Al-Karmani dalam kitab Masa'ilnya.

Pendapat kedua, dimakruhkan berkumpul di dalam masjid-masjid untuk menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan salat, berdoa dan menyampaikan kisah-kisah teladan. Namun tidak dimakruhkan salat sendiri untuk menghidupkan malam Nisfu Syakban. Ini adalah pendapat Imam Al-Auza'i, seorang imam, ahli fiqih dan alimnya negeri Syam. (Al-Qasthalani, Al-Mawahib Al-Laduniyah).

Hadis Mengenai Malam Nisfu Syakban

Ibnu Hibban menilai shahih sebagian hadis-hadisnya dan memasukkannya dalam kitab shahihnya, Shahih Ibnu Hibban. Di antaranya sebagaimana diinformasikan oleh Al-Hafidz Ibnu Rajab, hadis yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra.

قالت: فقدت النبى- صلى الله عليه وسلم- فخرجت فإذا هو بالبقيع، رافع رأسه إلى السماء، فقال: أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله. فقلت: يا رسول الله قد ظننت أنك أتيت بعض نسائك، فقال: إن الله تعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى سماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب. (رواه أحمد، وقال الترمذى: إن البخارى ضعفه)

Artinya: Aisyah ra berkata: "Saya kehilangan Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau berada di Baqi' sambil mengangkat kepala ke langit". Beliau berkata: "Apakah engkau takut engkau dizalimi oleh Allah dan Rasul-Nya?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, saya menyangka engkau mendatangi sebagian istri engkau". Beliau besabda: "Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun pada malam Nisfu Syakban ke langit dunia, maka Allah SWT mengampunkannya lebih banyak dari bulu domba Bani Kalb". (HR. Imam Ahmad. At-Tirmidzi berkata: "Imam Al-Bukhari mendha'ifkan hadits ini."). (Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar bin Abdil Malik Al-Qasthalani, Al-Mawahib Al-Laduniyah, [Kairo, Maktabah At-Taufiqiyah], juz III, halaman 300).




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads