Salah satu dari dua petugas KPPS yang dirawat di RSUD dr Harjono Ponorogo dibantu alat bantu pernapasan. Ia mengeluh sesak napas sehingga harus menggunakan selang oksigen. Keduanya diopname lantaran sakit usai menjalankan tugas pencoblosan.
Dua petugas KPPS di Ponorogo yang jatuh sakit usai pencoblosan, yaitu Ketua KPPS Jabung Wahid Yuli (29), warga Desa Jabung, Kecamatan Mlarak. Lalu, anggota KPPS TPS 2 Grogol Novi Nur Islami (26), warga Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
HeniLastari, Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Harjono mengatakan, salah satu dari kedua pasien tersebut sempat diberikan selang oksigen sebagai alat bantu pernapasan karena kondisi pasien sesak napas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluhan lemas, demam dan gangguan pencernaan. Bisa juga ada diagnosa dispepsia gangguan pencernaan punya riwayat agak kecepekaan," kata Heni kepada wartawan, Sabtu (17/2/2024).
Menurut Heni, keduanya didiagnosa dispepsia karena kelelahan menjalankan tugas. Pun faktor lain, seperti telat makan saat tugas padat bisa menjadi penyebab sakit kedua petugas KPPS tersebut.
"Hari ini alat bantu pernapasan dicopot, semakin membaik, biasanya kalau ada dispepsia ada sesaknya," imbuh Heni.
Sementara, Wahid menjelaskan, saat bertugas dia memang dalam kondisi kurang sehat. Meski begitu, sebagai seorang ketua, dia merasa harus tetap menjalankan tugas sebaik mungkin.
"Kurang lebih satu minggu sebelumnya memang sudah sakit, terus kan tahapan berjalan. Sebagai ketua kan tanggung jawab, dijalankan," kata Wahid.
Karena kegiatan yang padat, lanjut Wahid, sakit pun tak dirasa. Puncaknya, setelah penghitungan suara tubuhnya tumbang.
"Sebelum pencoblosan ikut dalam distribusi logistik, pengembalian logistik ke tingkat kecamatan, juga penghitungan suara," terangnya.
Hingga pada Kamis (15/2/2024), Wahid merasa badannya lemas dan sempat nyaris pingsan, sehingga dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya. Kini, ia mengaku kapok dan akan berpikir ulang jika kembali ditawari menjadi petugas KPPS.
"Kalau ditawari jadi petugas KPPS saya akan berpikir ulang, karena kerjanya padat," pungkasnya.
(irb/fat)