Pengakuan Istri Almarhum Ketua KPPS di Surabaya: Mengigau Seolah di TPS

Pengakuan Istri Almarhum Ketua KPPS di Surabaya: Mengigau Seolah di TPS

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 16 Feb 2024 22:26 WIB
Warga meletakkan rangkaian bunga di makam Joko Budiono (51) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/2/2024). Joko Budiono (51) yang merupakan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 42, Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya tersebut meninggal dunia usai dirawat karena sakit di RSUD Dr Soetomo yang sebelumnya sempat tak sadarkan diri saat bertugas di TPS 42 di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada Rabu (14/2/2024). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc.
Makam Joko Budiono, Almarhum salah satu Ketua KPPS di Surabaya yang diduga meninggal karena kelelahan. (Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Surabaya -

Ketua KPPS di TPS 042, Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo meninggal usai 2 hari tak sadarkan diri diduga karena kelelahan. Pria bernama Joko Budiono itu meninggal pada Jumat pagi pukul 08.15 WIB di usia 52 tahun.

Fauziah Kadir (52) istri Joko menceritakan, pada sore sebelum azan Ashar suaminya pingsan dan dilarikan ke RSU dr Soetomo. Di sana suaminya sempat mengigau soal penghitungan suara sampai dikira seorang caleg oleh dokter yang menangani.

"Ngigau tentang TPS, 'ditambah ya, dihitung dulu.' Sampai dokternya tanya 'maaf bu, ini bapaknya nyaleg?' Endak, Ketua KPPS. Oalah sampai ngigaunya seperti itu," cerita Fauziah di rumahnya, Jumat (16/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut suaminya tidak ada keluhan saat itu. Tapi pada 27 Januari lalu Joko mulai sakit panas.

"Sakit itu sudah ga sibuk kerja, di rumah. 27 Januari mulai panas-panas," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ketika tanggal 14 Februari atau saat Pemilu 224, suaminya menjalankan tugas sebagai Ketua KPPS. Namun, usai penghitungan surat suara presiden, tubuh Joko lemas sampai dibopong.

Ketika dibawa ke RS, ia baru mengetahui bahwa gula darah suaminya tinggi. Akibatnya suaminya lemas dan tak sadarkan diri.

"Lemes di TPS nggak kuat jalan, duduk ga kuat, akhirnya dibopong. Tahunya kemarin (gula darah tinggi) pas dicek darah lengkap itu. Tahunya di RS," jelasnya.

Pada saat mendaftar sebagai anggota KPPS, suaminya telah menjalani skrining kesehatan di fasilitas kesehatan (Faskes) di kawasan Taman Bungkul. Di mana kondisi kesehatannya saat itu dinyatakan normal.

"Normal (hasil skrining), aman. Makanya bisa lolos. Periksanya di RS dekat Bungkul," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads