Ada Beda Data Penghitungan Suara Pilpres di 4 TPS Gresik dengan Sirekap KPU

Ada Beda Data Penghitungan Suara Pilpres di 4 TPS Gresik dengan Sirekap KPU

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Kamis, 15 Feb 2024 18:05 WIB
Ilustrasi Surat Suara Pemilu
Ilustrasi pemilu. (Foto: Fuad Hasim/detikcom)
Gresik - Warganet dihebohkan dengan perbedaan hitungan suara Pilpres 2024 di TPS dengan data di aplikasi Sirekap milik KPU. Aplikasi pembantu pemilu itu menjadi trending topic pada media sosial X (Twitter) sejak Rabu (14/2) malam.

Kegaduhan tersebut terjadi lantaran adanya ketidaksesuaian antara C1 dengan Sirekap. Dari hasil penelusuran detikJatim melalui situs pemilu2024.kpu.go.id yang digunakan untuk memantau real count, ditemukan sejumlah TPS di Kabupaten Gresik yang hasil dari C1 berbeda jauh dengan Sirekap. Total ada 4 TPS di Gresik yang hasil penghitungan suaranya beda dengan real count KPU.

Seperti yang terjadi di TPS 012, Desa Pasinanlemahputih, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Data di TPS tersebut menunjukkan jumlah pengguna hak pilih atau DPT berjumlah 230 orang. Namun, jumlah suara di Sirekap menunjukkan Anies-Muhaimin mendapat 7 suara, Prabowo-Gibran mendapat 646 suara, dan Ganjar Mahfud mendapat 29 suara.

Sedangkan dari data form C1 TPS tersebut menunjukkan, jumlah suara Anies-Muhaimin mendapat 17 suara. Prabowo-Gibran mendapat 182 suara dan Ganjar-Mahfud mendapat 29 suara.

Selain itu, perbedaan angka juga terjadi di TPS 002, Desa Bengkelolor, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Jumlah suara dalam Sirekap menunjukkan, Anies-Muhaimin mendapat 7 suara, Prabowo-Gibran mendapat 453 suara, dan Ganjar Mahfud mendapat 50 suara. Sedangkan dari data form C1 TPS tersebut menunjukan jumlah suara Anies-Muhaimin mendapat 7 suara, Prabowo-Gibran mendapat 153 suara, dan Ganjar Mahfud mendapat 50 suara.

Perbedaan hasil suara juga terjadi di TPS 011, Mojotengah, Menganti, Gresik, dan TPS 010 Watestanjubg, Wringinanom, Gresik. Di TPS 011, Prabowo-Gibran yang di TPS mendapat 130 suara, diinput menjadi 430 suara di Sirekap. Dan di TPS 010, Prabowo-Gibran yang di TPS mendapat 181 suara diinput menjadi 441 suara.

Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Gresik, Abdul Alam Amrullah mengatakan, ada beberapa hal kemungkinan yang menyebabkan perbedaan data tersebut.

"Yang pertama, penulisan angka digital itu kurang sempurna. Bisa karena kurang pekat, bisa juga ketika menulis agak goyang dan bisa jadi saat dipindai, cahayanya kurang. Sehingga, angka yang terbaca itu bisa berbeda dengan hasil perhitungan," kata Abdul Alam kepada detikJatim, Kamis (15/2/2024).

Alam menjelaskan cara kerja Sirekap yakni dengan membaca angka digital yang tertulis pada C1 Pleno. Dari hasil C1 tersebut, KPPS akan menggunakan scan untuk memindai angkat tersebut yang kemudian di input secara otomatis ke Sirekap.

"Iya, angka yang masuk ke rekap itu bukan inputan KPPS. Angka masuk masuk itu, hasil pindai C hasil pleno itu. Jadi C hasil itu dipindai menggunakan (scan). Kemudian secara otomatis, Sirekap membaca angka digital di C itu dan terinput ke Sirekap,"

Alam menambahkan, KPPS tidak punya kewenangan untuk melakukan perbaikan ketika ada perhitungan yang keliru dalam Sirekap. Yang bisa melakukan perbaikan pada data di Sirekap adalah PPK di tingkat Kecamatan.

"Yang punya akses memperbaiki itu adalah PPK Kecamatan. Kenapa demikian? Karena agar KPPS tidak bisa merekayasa atau memanipulasi hasil pemungutan suara," terangnya.

Meski demikian, pihaknya akan segera memperbaiki perbedaan angka di Sirekap.

"Nanti pasti ada perbaikan. Tapi itu bisa dilakukan saat proses rekapitulasi di tingkat kecamatan," pungkasnya.

Dari pantauan detikJatim, mulai pukul 16.00 WIB, Sirekap yang menunjukkan hasil di empat TPS itu tidak bisa diakses.


Sementara itu, Koordinator Divisi Pencegahan, Humas, dan Parmas Bawaslu Gresik, Habiburrahman mengatakan, Bawaslu menemukan beberapa data rekap dengan form C1 yang terdapat kekeliruan.

"Perbandingan kami data C1 dengan aplikasi rekap kendali Bawaslu ada banyak salah input sampai dengan penjumlahan," katanya.

Saat ini, pihaknya masih menyandingkan dengan data dari Bawaslu Gresik, serta mengidentifikasi kesalahan data tersebut.

"Nanti akan kami rekomendasikan untuk perbaikan saat rekap di kecamatan. Termasuk ada potensi selisih antara data pemilih dengan pengguna hak pilih dan surat suara terpakai. Masih kami identifikasi letak kesalahannya di mana apakah salah tulis atau ada hal lain," pungkasnya.


(dpe/dte)


Hide Ads