Berbekal keris dengan pamor Singkir berluk (lengkungan) sembilan Kanjeng Ilham Triadi Negoro mengelilingi lapangan seluas hampir 2 hektare. Sembari membawa dupa dan berbagai ubo rampe Ilham menjalankan laku spiritual untuk menyarang (menahan) hujan yang turun dengan lebat.
Ilham bekerja saat panitia sedang kalang kabut mengamankan peralatan elektronik di atas panggung, ketika sejumlah kursi bertuliskan nama Megawati Soekarnoputri, Ganjar Pranowo, Mahfud Md, dan Puan Maharani di area VIP basah kuyup imbas hujan disertai angin kencang.
Tak kurang dari 20 menit setelah melakukan serangkaian ritual itu awan mendung pembawa hujan yang semula memenuhi langit di atas RTH Maron mendadak lenyap. Ilham mengaku dia telah berikhtiar menjalankan tugas sebagaimana yang diminta panitia, yakni merekayasa cuaca secara spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menganggap ini suatu ikhtiar me-manage cuaca. Tetap harapan saya sukses seperti sebelum-sebelumnya, seperti saat Pak Jokowi datang, juga saat Pak SBY datang. Tidak ada masalah. Jadi tetap berdoa pada Tuhan yang Maha Esa, sebenarnya," ujar Ilham.
Namun, Ilham menambahkan cara permohonan yang ia lakukan dibarengi upaya spiritual. Ia mengacungkan keris ke arah langit. Menurutnya keris yang ia pakai itu memiliki karomah untuk mengalihkan awan hujan.
"Ini keris cukup diacungkan ke atas dengan dupa dan sesaji," ujar Ilham.
![]() |
Ilham yang bernama lengkap Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro sebenarnya merupakan seorang tumenggung perawat pusaka di Keraton Solo. Kini dia menjabat sebagai Kurator Pusaka di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.
Dibantu 2 orang teman sesama pelaku spiritual, Ilham mengaku sudah 5 kali ini membantu rekayasa cuaca di RTH Maron dalam rangka memperlancar ajang kampanye di tengah pesta demokrasi 2024.
Untuk kampanye akbar Ganjar-Mahfud, dirinya sudah 5 hari ini berada di RTH Maron. Sudah 5 hari ini dia menjalankan tugas sesuai dengan permintaan panitia penyelenggara yang mengaku kesulitan membangun panggung karena hujan cukup sering turun.
"Ini sudah dilakukan selama 5 hari untuk memastikan cuaca aman saat alat datang dari Jakarta, seperti rangka panggung, tidak bisa terpasang dengan sempurna. Jadi saya dipanggil untuk membantu proses persiapan," ungkap Ilham menjelaskan proses tugasnya.
Ia mengaku saat merekayasa cuaca pada kampanye akbar ini ada kendala yang dia hadapi. Kampanye itu angin berputar di area yang sama, sehingga pergerakan hujan saat dialihkan melambat mengikuti arah angin.
Meski demikian, kampanye Akbar berlangsung hingga akhir dengan puluhan ribu masa pendukung yang tetap tidak bergeming dari lokasi kampanye. Langit pun seketika cerah ketika acara bertajuk 'Hajatan Rakyat' itu dimulai.
(dpe/dte)