Satpol PP Surabaya menertibkan para pengamen. Ada 5 pengamen yang masih di bawah umur ditertibkan saat nggandol truk di sekitar Exit Tol Banyu Urip. Ternyata ada yang membawa senjata tajam (sajam).
"Kebetulan kami sedang mobile untuk memantau petugas di Traffic Light, naluri saya keluar sebagai anggota Satpol PP saat melihat anak kecil nggandol di atas truk trailer," kata Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Dwi Hargianto, Rabu (7/2/2024).
Dwi menyebut ada 10 orang yang sedang berganti tumpangan ke mobil pikap saat mengarah ke bundaran Tol Margomulyo. Mengetahui ada petugas, mereka pun kabur, tapi ada 3 pengamen yang berhasil diamankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga pengamen itu masih di bawah umur, yakni AF (12), HH (11), dan DA (11). Setelah berkeliling lagi pihaknya mengamankan 1 anak lagi, yaitu WA (16) di sekitaran TL Balongsari.
"Saya tanya mereka, di mana biasanya berkumpul. Karena sejak awal melihat mereka, fokus saya pada 1 anak ini yang terlihat lebih dewasa ketimbang anak-anak ini," ujarnya.
Mirisnya, salah satu di antara keempat anak itu mengaku dipaksa meminum minuman beralkohol jenis Arak Bali oleh temannya yang sedang dalam pencarian.
![]() |
"Ternyata benar, 1 anak yang saya ingin amankan itu mengkhawatirkan. Dia memaksa anak-anak yang lain minum alkohol, dan memang benar saat kami tanya bau mulut mereka sudah bau alkohol," jelasnya.
Mengetahui hal itu Dwi melakukan pengejaran kepada AM (17) dan ditemukan saat berupaya bersembunyi dari petugas di Exit Tol Simo. Setelah diamankan AM ketahuan membawa sajam berjenis brass knuckle yang ujungnya terdapat silet kecil.
"Langsung kami bawa ke mako Satpol PP untuk diamankan dan kami data. Kami juga panggil DP3A untuk outreach anak-anak ini. Untuk barang bukti kami ikut amankan," ujar Dwi.
Ia pun menekankan kepada petugas Satpol PP baik di wilayah Sukomanunggal dan di seluruh wilayah Surabaya agar lebih masif mengawasi anak-anak. Selain itu petugas juga diminta menyisir tempat-teman yang terindikasi sebagai tempat berkumpulnya pengamen di bawah umur ini.
"Saya sampaikan ke rekan Praja karena Surabaya ini kota layak anak, jadi kita harus perhatikan betul anak-anak kita ini. Kenapa saya seperti ini, melakukan pengejaran dan penjangkauan, karena saya teringat anak saya yang seumuran mereka," katanya.
Dwi berharap agar warga Surabaya juga turut bekerja sama membantu Pemkot Surabaya dengan cara melapor bila mengetahui hal-hal serupa.
"Ini tugas kita semua sebagai warga Surabaya, untuk bantuan bisa menghubungi kanal command center di 112, atau bisa melalui media sosial Satpol PP, sehingga masyarakat bisa memberikan informasi lewat kanal yang kita miliki," pungkasnya.
(dpe/iwd)