Ksatria Muda Airlangga Serukan Demokrasi Sehat Pemilu Hebat Bermartabat

Ksatria Muda Airlangga Serukan Demokrasi Sehat Pemilu Hebat Bermartabat

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 05 Feb 2024 23:15 WIB
Ksatria Airlangga melakukan seruan Sabda Airlangga di kampus Unair
Foto: Ksatria Airlangga melakukan seruan Sabda Airlangga di kampus Unair (Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Sivitas akademika Universitas Airlangga (Unair) menyampaikan pernyataan sikap mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan situasi demokrasi saat ini. Ada 120 orang yang ikut dalam kegiatan ini.

Pernyataan sikap ini menyusul akademisi kampus lain seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI) hingga Universitas Padjadjaran (Unpad).

Selang beberapa menit, sekelompok orang menamakan diri Ksatria Muda Airlangga juga menggelar pernyataan seruan sikap yang dinamakan Sabda Airlangga. Seruan Sabda Airlangga menyampaikan sikap di depan halaman Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Sedangkan 120 sivitas akademika Unair juga melakukan pernyataan sikap 15 menit sebelumnya di depan halaman gedung Pascasarjana dan jaraknya kurang lebih 100 meter di kampus B.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekelompok orang dari Sabda Airlangga itu menyampaikan seruan yang dinamakan Demokrasi Sehat Pemilu Hebat Bermartabat. Ada 5 poin pernyataan sikap yang disampaikan.

Koordinator Sabda Airlangga, Asadur Rahman Muhammad menyebut seruan dan pernyataan sikap yang dilakukan di sejumlah kampus di Indonesia telah dipolitisasi oleh salah satu paslon. Meski demikian, ia tak menyebut paslon nomor urut berapa yang mempolitisir seruan-seruan dari kampus tersebut.

ADVERTISEMENT

"Dari universitas-universitas di Indonesia yang dipolitisisasi bergulir untuk kepentingan salah satu paslon dan itu tidak terjadi di Universitas Airlangga. Bisa dibuktikan siang ini," kata Gus Asad sapaan akrabnya saat ditemui detikJatim di halaman depan FEB Unair, Senin (5/2/2024).

Gus Asad menyebut aksi yang dilakukan pihaknya merupakan netral tak memihak salah satu paslon. Hal ini sesuai dengan mandat Rektor Unair Prof M Nasih.

"Netral sesuai dengan napas perjuangan dan mandat dari Pak Rektor Prof Nasih," ujar alumnus FISIP Unair ini.

Caleg dari partai Gerindra Dapil Jatim 5 ini menegaskan aksinya bukan tandingan mana pun atau siapa pun. Karena kelompoknya hadir mengatasnamakan pribadi dan himpunan.

"Kami semua menyatakan seruan yang serupa. Kalau soal intimidasi, demokrasi dari deklarasi sebelumnya, saya mau sampaikan kepada teman-teman, ini ada penggiringan opini yang tidak baik untuk salah satu paslon," jelasnya.

"Saya sampaikan ini tidak benar. Anda lihat internet, paslon mana yang menggiring sivitas akademia, universitas-universitas untuk kesan intimidasi. Tidak ada intimidasi disini. Anda tahu sendiri paslon mana yang baik, hati kecil anda tahu kenapa memilih si A dan si B. Anda tahu siapa yang ada di belakang si A dan si B. Ini universitas, tempatnya orang intelektual, tidak digiring-giring," tambahnya.

Dia juga mengaku tidak mengetahui 120 sivitas akademika Unair sebelumnya menggelar apa. Tetapi ia menyebut fenomena beberapa kampus yang menyatakan sikap menjelang Pilpres 2024.

"Saya tidak tahu di sebelah ada apa. Tapi anda tahu fenomena terjadi di seluruh universitas, ada UI, UGM, UII, ITB, tapi anda tidak jumpai Universitas Airlangga. Ini bumi Surabaya, ini Universitas Airlangga dan kami tidak mudah dipecah belah," katanya.

Saat ditanyakan apakah pihaknya mendukung keberlanjutan presiden selanjutnya, ia juga tidak menjelaskan dengan gamblang.

"Bangsa ini tidak maju karena kita selalu restart again after 5 years, selalu mengulang dari awal setelah 5 tahun. Tidak bisa (deklarasi mendukung keberlanjutan). Semua yang baik dilanjutkan, yang buruk ditinggalkan. Semua paslon bukan malaikat dan bukan setan. Pasti ada baiknya," urainya.

Deklarasi yang dilakukan di Unair B ini, ia tidak mengetahui apakah ada restu atau tidak dari Rektor Unair. Tetapi sebelumnya menyebut sesuai napas perjuangan dan mandat dari Prof Nasih.

"Saya tidak bilang pak rektor merestui atau tidak, tapi saya memperjuangkan semangat kami, memperjuangkan semangat pak rektor untuk menjaga independensi dan soal pemilu bersih," jelasnya.

Salah satu awak media pun bertanya, 120 sivitas akademika Unair dan beberapa kampus menyatakan sikap dengan mengkritik pelanggaran yang dilakukan salah satu paslon, bukankah kewajiban akademi mengungkap kebenaran?

"2024 informasi terbuka dan ini negara hukum, jika ada pelanggaran, silahkan dilaporkan," pungkasnya.

Berikut 5 pernyataan sikap dari Sabda Airlangga:

1. Mendukung pernyataan Rektor Unair Prof Nasih untuk menjadikan pemilu bermartabat tanpa politik uang

2. Menjaga kondisi perpolitikan yang semakin dekat pada hari pemilihan 14 Februari 2024, kami para Ksatria Muda Airlangga memandang perlu arah civitas akademi, pimpinan, dosen, tenaga pendidikan dan warga kampus di Unair untuk menjaga netralitas dan kondusifitas demi nama baik kampus tercinta Universitas Airlangga

3. Mendorong keberlanjutan, kepemimpinan nasional melalui suara terbanyak rakyat melalu pemilu, suara rakyat adalah suara tuhan

4. Perbedaan pandangan dan pilihan setiap warga dijamin UUD 1945 dan hal biasa rutin setiap 5 tahun sekali

5. Apresiasi kepada seluruh pemerintah yang telah memimpin bangsa Indonesia sesuai tujuan kemerdekaan dan memastikan keberlanjutan kepemimpinan dengan baik.




(abq/iwd)


Hide Ads