Apa Itu Stunting? Ini Penyebab, Gejala hingga Cara Mencegahnya

Apa Itu Stunting? Ini Penyebab, Gejala hingga Cara Mencegahnya

Neshka Rizkita - detikJatim
Senin, 05 Feb 2024 09:18 WIB
Ilustrasi anak stunting penyebab gagal tumbuh
Ilustrasi pemeriksaan bayi untuk mencegah stunting/Foto: Getty Images/iStockphoto/adrian825
Surabaya -

Stunting adalah masalah serius terkait pertumbuhan anak. Istilah stunting merujuk pada kondisi ketidakcukupan pertumbuhan anak yang mengakibatkannya memiliki tinggi badan lebih pendek dari seharusnya pada usia mereka.

Stunting merupakan masalah yang umum terjadi pada anak-anak di berbagai negara, terutama negara-negara berkembang. Stunting memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak.

Apa Itu Stunting?

Dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai tinggi badannya berada di bawah standar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut WHO, pada tahun 2020, pengertian stunting diubah, yaitu pendek atau sangat pendek berdasarkan tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. Kondisi ini terjadi dikarenakan irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat (memadai) dan/atau infeksi berulang kronis yang terjadi dalam 1.000 HPK.

Penyebab Stunting

Melansir situs resmi Kementerian Keuangan, penyebab utama stunting, di antaranya asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

ADVERTISEMENT

Penyebab lainnya adalah pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan kurangnya edukasi bagi ibu hamil serta ibu menyusui. Termasuk juga buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai.

Gejala Stunting

Kementerian Kesehatan menyebut stunting menjadi ancaman terbesar bagi kualitas masyarakat. Anak-anak tidak hanya mengalami gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga gangguan perkembangan otak, yang berdampak pada kemampuan dan prestasinya.

Untuk itu, perkembangan anak harus diperhatikan dengan seksama melali posyandu rutin. Gejala-gejala stunting wajib segera dikenali agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut gejala-gejala stunting pada anak.

  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
  • Pertumbuhan tubuh dan gigi terlambat.
  • Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.
  • Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk.
  • Pubertas melambat.
  • Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.

Cara Mencegah Stunting

Dilansir melalui situs RSUD Dr. R Soetijono Blora, stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa. Sehingga para orang tua perlu mengenal berbagai cara pencegahannya.

Tindakan pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah masa kehamilan. Berikut beberapa tindakan untuk mencegah stunting pada anak.

1. Pahami Konsep Gizi

Pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terutama selama masa kehamilan. Pahami konsep gizi dan terapkan ketika mengurus anak.

2. Pilihan Menu Beragam

Pastikan anak-anak selalu memiliki pilihan makanan berbeda di menu mereka. Tapi, jangan lupakan nutrisi yang dibutuhkan setiap hari. Untuk mencegah stunting, ibu juga harus mendapatkan asupan gizi seimbang selama kehamilan dan setelahnya.

3. Pemeriksaan Secara Rutin

Selama kehamilan, ibu harus melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan memiliki berat badan sesuai usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah, karena dapat mempengaruhi janin dalam kandungan. Pemeriksaan rutin juga dapat mengontrol tekanan darah.

4. Konsumsi Asam Folat

Asam folat sangat penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Asupan asam folat juga dapat menurunkan risiko gangguan kehamilan hingga 72 persen. Selain itu, asupan asam folat dapat mencegah kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan.

5. Tingkatkan Kebersihan

Sakit infeksi berulang pada anak disebabkan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Jika demikian, maka kemungkinan terkena stunting meningkat. Stunting mudah terjadi pada anak-anak, sehingga harus selalu menjaga kekebalan anak agar tidak terinfeksi.

6. Pentingnya ASI

Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat membantu pertumbuhan anak. Selain itu, ASI mengandung zat yang dapat membangun sistem kekebalan anak, yang membantu mencegah berbagai masalah kesehatan, salah satunya stunting.

7. Faktor Sanitasi

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah mempertahankan akses ke air bersih. Jagalah kebersihan diri dan tempat tinggal untuk menghindari bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengkontaminasi tubuh dan anak-anak.

Sangat disarankan agar selalu memperhatikan kebersihan tangan dan tubuh. Sebab, jika tangan kotor, maka kuman dapat masuk ke makanan dan menyebabkan kurang gizi.

Itulah seputar apa itu stunting, penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya. Semoga artikel ini bermanfaat!




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads