Ini Kritik Gubes UB untuk 3 Capres di Debat Terakhir Pilpres 2024

Ini Kritik Gubes UB untuk 3 Capres di Debat Terakhir Pilpres 2024

Aujana Mahalia - detikJatim
Senin, 05 Feb 2024 07:30 WIB
Debat Pilpres 2024 (dok. YouTube KPU)
3 Capres di Debat Kelima Pilpres 2024. (dok. YouTube KPU)
Malang -

Debat terakhir Pilpres 2024 dikritisi salah satu Guru Besar (Gubes) Universitas Brawijaya (UB). Debat tersebut cenderung adem ayem dan ketiga capres tampak kerap saling setuju satu dengan lainnya.

Gubes Ilmu Hukum Ketenagakerjaan UB Prof Rachmad Safa'at menilai bahwa atmosfer debat kali ini membawa kejutan besar bagi masyarakat sekaligus pengamat politik. Pasalnya, dibandingkan debat sebelumnya, Ia menyebut para capres seperti menemukan banyak titik kesamaan dalam beberapa isu, khususnya soal ketenagakerjaan.

"Beda dari pengalaman debat kemarin ya, kemarin kita biasanya menyaksikan ketegangan dan konflik soal ideologis, tapi debat kali ini sepertinya mereka saling belajar untuk tidak menjatuhnya nampaknya. Tetapi meski memang saling setuju dan melengkapi seharusnya meski sudah setuju harusnya ada perspektif sendiri yang disampaikan," terang Rachmad kepada detikJatim, Minggu (4/2/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rachmad cukup menyayangkan dengan performa masing-masing capres dalam debat hari ini. Ia merasa pemaparan dari capres nomor urut 01 Anies Baswedan, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo terkesan kurang solutif dan hanya terbatas pada identifikasi.

"Sangat saya sayangkan bahkan untuk isu soal ketenagakerjaan ini sebenarnya di Indonesia itu merupakan isu penting dan sangat bisa dikembangkan tapi di debat tadi malah memperoleh porsi yang kurang cukup untuk dibahas tadi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan pengamatannya, seharusnya dengan tema debat yang diusung kali ini para capres bisa menguasai panggung lebih baik dibandingkan debat sebelumnya. Mengingat, salah satu capres Anies Baswedan, awalnya dinilai memiliki keunggulan pada tema debat kali ini.

"Kemarin mereka saling mengkritisi kelemahannya masing-masing tapi nampaknya di forum kali ini itu malah tidak muncul, ya nggak papa sebenarnya tapi kedalamannya tentang persoalan yang dikaji untuk beberapa isu malah tidak dibahas dengan baik," ujar Rachmad.

"Padahal kalau membahas soal ketenagakerjaan, di Indonesia saat ini ada 94 juta lebih tenaga kerja tapi isu persoalan mereka ini tidak banyak dibahas. Misalnya tentang upah mereka yang terlalu rendah, upahnya saja upah minimum dari dulu sampai sekarang tapi peran negara tidak besar untuk merubah kebijakan tentang upah, seharusnya sekarang kita sudah berubah menjadi upah layak, tapi malah isu tidak disinggung," tandasnya.




(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads