Di Depan Muslimat NU Atikoh Buka-bukaan Taktik Ganjar-Mahfud Berantas Polio

Di Depan Muslimat NU Atikoh Buka-bukaan Taktik Ganjar-Mahfud Berantas Polio

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 19 Jan 2024 19:46 WIB
Siti Atikoh di Surabaya
Siti Atikoh saat istigasah bersama Muslimat NU di Surabaya. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Istri Capres 03 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh mengaku sedih Indonesia kembali memiliki kasus Polio. Dia sedih karena pada 2014 Indonesia sudah diberi status bebas polio oleh WHO.

Atikoh menyebut bahwa Indonesia kali ini kecolongan sehingga muncul KLB Polio yang menjerat masyarakat Indonesia. Ia memperkirakan, kecolongan kasus polio bisa jadi karena berkurangnya cakupan vaksinasi polio ketika pemerintah fokus menangani COVID-19.

"Mungkin kita kecolongan kemarin ketika pandemi COVID-19, sehingga imunisasi polio coverage-nya kurang. Dari 2014 itu Indonesia sudah bebas dari polio, ternyata sekarang malah ditemukan kasus itu. Padahal targetnya 2026 seluruh indonesia bebas polio," ujar Atikoh bertemu 15 ribu kader Muslimat NU di Jatim Expo Surabaya, Jumat (19/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kasus polio harus segera diberantas. Sebab, banyak kasus polio yang tidak memperlihatkan gejala sama sekali. Gejalanya bahkan ringan seperti orang masuk angin, badan meriang, dan sendi pegal-pegal.

Saat ini, kata Atikoh, pemberantasan penyakit polio bukan hanya menjadi perhatian secara lokal namun juga dunia. Paling penting yang perlu dilakukan saat ini adalah memberikan edukasi masif kepada keluarga Indonesia terutama para ibu-ibu.

ADVERTISEMENT

Ia mengibaratkan ibu adalah tiang keluarga dan negara. Selain itu, pemerintah harus bergerak cepat melakukan imunisasi polio di seluruh pelosok negeri.

"Kita harus edukasi terkait dengan itu. Kalau untuk pencegahan jalan satu-satunya pemberian imunisasi kepada anak-anak karena yang rentan itu anak di bawah umur 5 tahun. Imunisasi harus benar-benar komplit, lima kali enam kali untuk booster juga," katanya.

Atikoh berjanji penanganan kasus Polio akan difokuskan jika Ganjar-Mahfud memenangi Pilpres. Atikoh mengaku bahwa pasangan Ganjar-Mahfud akan memberantas polio dan mengembalikan status bebas polio Indonesia. Apalagi Ganjar-Mahfud punya segudang program di bidang kesehatan.

Ganjar-Mahfud menurutnya akan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Dan salah satunya adalah dengan pembebasan penyakit polio di dalam negeri.

Atikoh juga mengatakan Ganjar-Mahfud akan memaksimalkan sumber daya manusia di bidang kesehatan untuk gotong royong menyelesaikan masalah polio ini.

"Kita mau bicara masalah Indonesia Emas, tentu SDMnya harus unggul. Jangan sampai anak-anak kita, karena kita teledor, lupa mengingatkan orang tua, karena begitu lahir harus langsung mendapatkan imunisasi polio yang tetes sampai usia 9 bulan empat kali. Setelah itu, imunisasi suntik umur 1 tahun. Ternyata jika ada kejadian ini berarti mungkin coverage-nya belum cukup. Ini tugas kita bersama, gotong royong menyelesaikan ini," katanya.

Terkait dengan program kesehatan Ganjar-Mahfud dengan target pemberantasan polio, Atikoh mengaku Ganjar-Mahfud punya program kesehatan yang menyentuh desa. Misalnya, memperkuat satu desa, satu faskes satu nakes, kemudian posyandu, itu dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.

"Jadi ini benar-benar berbasis komunitas. Insya Allah Ganjar-Mahfud akan memberikan insentif kepada kader-kader posyandu agar bisa menyelamatkan anak bangsa. Posyandu di Indonesia, berjumlah 330.000 ribu lebih, dengan jumlah kader 1,5 juta. Tentu tidak berat bagi negara, kalau kita memang mau mencetak generasi unggul dengan cara semua warga negara kuat, semua warga negara itu sehat," tandasnya.




(dpe/dte)


Hide Ads