Pada pertemuan dengan KH Marzuki, Luki mengenang cerita ketika menjadi Kapolda Jawa Timur pada 2018-2020. Pada masa itu, Luki dan KH Marzuki sering kali bertemu untuk memberi suntikan semangat mengamankan Jawa Timur.
Tak hanya bercerita tentang masa Luki jadi Kapolda, Luki dan KH Marzuki juga saling tukar cerita mengenai situasi politik jelang Pilpres 2024. Termasuk terkait pemberhentian KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim.
"Saya diundang dan diajak ngobrol di ndalem beliau. Beliau ini sahabat saya sejak dulu. Tadi kita bicara banyak hal, termasuk masalah pilpres. Beliau beri banyak sekali pesan, doa, dan amanah untuk pilpres ini," kata Luki dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).
Luki mengatakan salah satu pesan KH Marzuki adalah untuk tetap menjaga hubungan baik antar sahabat. Ia mengatakan sahabat harus lebih tinggi daripada pilihan politik. Sebab, pilpres hanya sementara saat di bilik suara. Jangan sampai proses 1 menit mencoblos itu berpengaruh ke hubungan antarmanusia Indonesia.
Sementara itu di Ponpes Al Hikam, Luki disambut langsung oleh Nyai Hasyim dan putera-puteranya. Dalam pertemuan tertutup tersebut, Luki merasa seperti kembali saat ia masih aktif sebagai polisi di Malang.
Luki mengatakan setiap hari sowan dan mampir ke Al Hikam untuk minta doa, saran, dan arahan dari Nyai Hasyim. Apalagi posisi rumahnya, berada di belakang Ponpes tersebut.
"Kiai Marzuki bilang, persahabatan itu harus tetap dijaga. Apapun pilihan politiknya, harus sama-sama menghormati. Kalau di Nyai Hasyim, saya merasa flashback saat dulu. Sudah saya anggap beliau ibu saya sendiri. Doa-doanya yang tulus untuk saya sejak dahulu," jelas Luki.
Luki menyebutkan keluarga besar PDIP, NU dan khususnya dengan keluarga KH Hasyim Muzadi punya hubungan yang cukup dekat. Terlebih, saat Megawati Soekarnoputri dan KH Hasyim Muzadi maju sebagai calon presiden dan calon Wakil presiden (Capres-Cawapres) 2004 atau 20 tahun yang lalu.
Sementara itu, Kiai Marzuki mengatakan, kedatangan Luki ke Ndalem ponpes adalah salah satu cara merajut silaturahmi terlepas dari dukungan politik. Ia mengibaratkan, jika suatu saat dirinya wafat pasti membutuhkan doa Luki, begitu pula sebaliknya. Terlepas dari pilihan politik. Selain itu, ia juga mengaku tak akan cawe-cawe pilihan politik orang lain.
KH Marzuki berpesan kepada pemuka agama, jangan sampai berkedok memperjuangkan agama dengan cara yang bisa mengancam keutuhan negara Indonesia. Pemuka agama harus bijak dan dewasa di masa-masa politik seperti ini.
"Saya tak akan cawe-cawe, obok-obok pilihan orang. Yang penting ukuwah wathoniyah. Untuk pemuka agama, dakwakan agama ini dengan cara yang soft, yang bijak dan bisa jaga persatuan," katanya.
Kiai Marzuki juga memberikan doa terbaik untuk Mahfud MD yang sedang berkontestasi di Pilpres. Ia berharap semua keinginan Luki dan Mahfud dikabulkan oleh Allah dan menjadi pemimpin yang amanah.
Sementara itu, Direktur Pesantren Al-Hikam Drs KH Mohammad Nafi mengaku sangat senang bahwa TPN Ganjar-Mahfud di bawah deputi Luki Hermawan, terus berkeliling untuk menjalin silaturahmi kepada para kiai dan ulama. Ia mengatakan Ikhtiar yang dilakukan Luki ini bukan hanya untuk menitipkan salam Ganjar-Mahfud kepada para kiai, namun juga untuk merajut komunikasi, kebaikan, dan perbaikan NKRI.
Ia menitipkan pesan kepada Luki, bahwa semua paslon dan semua timses memiliki tanggung jawab yang besar untuk membuat pilpres ini berjalan dengan baik. Sebab ini adalah wujud kecintaan kita semua kepada bangsa, negara, dan rakyat. Jangan sampai ada pecah belah.
"Semua ingin kebaikan dan perbaikan. Tentu yang terbaik yang kita persembahkan. Kalau Pak Ganjar-Mahfud sering sekali ke sini. Sampaikan salam saya untuk beliau berdua, semoga sehat terus dan selalu dalam perlindungan Allah," pungkasnya.
(prf/ega)