Pulang sekolah bukan langsung menuju rumah, 21 siswa SMA di Surabaya ini malah asyik pesta miras di bawah flyover Jalan Gubeng. Mereka pun diamankan oleh Satpol PP yang mendapat aduan dari warga ke Command Center 112.
"Pihak kami mendapat informasi dari command center adanya 21 adik-adik pelajar ini yang mirisnya masih memakai seragam sekolah, bergerombol dan membawa miras," ujar Kasatpol PP Surabaya Muhammad Fikser kepada detikJatim, Kamis (11/1/2024).
Setelah mendapat aduan, Satpol PP langsung menuju ke lokasi dan mengamankan 21 pelajar. Mereka kemudian dibawa ke kantor Satpol PP Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami amankan mereka, kami juga bawa barang bukti 2 botol miras yang satu masih utuh, dan sisanya sudah berkurang," ujarnya.
Satpol PP pun memanggil pihak sekolah untuk mengetahui apa yang dilakukan siswanya saat jam pulang sekolah. Tujuannya agar ke depannya para siswanya bisa didampingi dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
"Kami amankan mereka, pihak sekolah kita panggil gunanya agar pihak sekolah tahu bahwa beberapa murid dari mereka dijangkau oleh kami, sehingga pihak sekolah dapat memberikan perhatian lebih kepada mereka ini serta menghindari kejadian yang serupa kepada murid yang lain," jelasnya.
21 Siswa setelah didata, diajak berwisata ke Liponsos Keputih untuk merawat ODGJ. Seperti memberi makan dan memotong kuku ODGJ, memandikan ODGJ, serta memotong rambut para ODGJ.
Sanksi sosial ini diberikan agar 21 siswa itu mendapatkan efek jera. Sehingga tidak mengulangi perbuatan pesta miras yang dapat mengganggu orang lain.
"Kami ingin dengan adanya sanksi sosial tersebut, agar adik-adik tersebut tidak melakukan tindakan yang bisa merugikan orang lain serta merugikan diri mereka sendiri," katanya.
Setelah mendapat sanksi sosial, 21 remaja itu dibawa kembali ke kantor Satpol PP dan dikembalikan ke orang tua masing- masing untuk dibina di rumah. Ia mengimbau para pelajar untuk menjaga sikap dan beretika, baik di dalam maupun di luar sekolah.
"Harapan saya agar pihak sekolah maupun orang tua bisa lebih dekat dengan anak-anak mereka, tanya selalu apa dan bagaimana keadaan mereka di sekolah maupun di luar sekolah. Awasi dan jaga selalu mereka, bukan mengekang tetapi lebih kepada bagaimana agar mereka tetap pada jalur yang benar," pungkas Fikser.
(esw/iwd)