Kisah Keranda 'Penjemput Nyawa' di Blitar yang Jadi Misteri

Kisah Keranda 'Penjemput Nyawa' di Blitar yang Jadi Misteri

Kholida Qothrunnada - detikJatim
Sabtu, 06 Jan 2024 16:15 WIB
Museum di Tulungagung Ini Pamerkan Tali Pocong hingga Keranda
Foto: Adhar Muttaqin
-

Masyarakat Blitar, Jawa Timur pernah dihebohkan oleh 'keranda penjemput nyawa'. Dijuluki demikian, karena ketika menggunakan keranda tersebut ada banyak warga yang meninggal.

Menurut kisah, warga yang meninggal tersebut mengalami kematian yang tak wajar. Sehingga, keranda tersebut dianggap menjadi malapetaka.

Lebih, lanjut berikut merupakan kisah misteri Keranda Penjemput Nyawa di Blitar yang telah dirangkum detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terjadi Serangkaian Kematian yang Dinilai Janggal

Misteri tentang keranda ini pernah diceritakan oleh warga Desa Ariyojeding, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, bernama Sutarji.

Keranda tersebut berwarna putih, dan dilengkapi dengan empat roda berwarna putih. Seperti kebanyakan keranda, keranda ini juga awalnya difungsikan untuk membawa jenazah ke pemakaman.

ADVERTISEMENT

Namun di masa penggunaanya, ada serangkaian kematian secara berturut yang terjadi. Hal ini pun sontak dinilai janggal/aneh oleh warga setempat.

"47 hari ada 43 orang yang meninggal dunia. Akhirnya keranda itu tidak dipakai lagi. Sudah tidak berani pakai lagi, dibuang di makam," ungkap Sutarji, Sabtu (20/11/2021) lalu.

Banyak yang Tidak Berani Mengangkut Keranda Ini

Setelah warga tak berani menggunakan keranda ini lagi, Sutarji pun kemudian meminta izin kepada warga setempat untuk merawat keranda ini di rumahnya.

Akhirnya dia langsung mencari jasa mobil pick up untuk membawa keranda yang dijuluki 'penjemput nyawa' tersebut ke Tulungagung.

Namun, prosesnya ternyata tidak mudah. Bahkan, sopir mobil pick-up mengaku ketakukan untuk membawanya.

"Saya kasih Rp 500 ribu enggak mau. Saya kasih Rp 1 juta juga enggak berani. Katanya uang segitu banyak dan cukup, tapi kalau yang diangkut keranda mayat ini tetap tidak berani," terang Sutarji.

Setelah itu, ia pun langsung mencari truk pengangkut. Sayangnya, kendala yang dihadapi tetap sama karena sopir truk tidak berani mengangkut kerandanya.

"Karena tidak ada yang berani, akhirnya saya nekat membawa sendiri dengan ditarik pakai sepeda motor (Honda) BeAT. Iya, dari Wlingi Blitar sampai rumah sini," ungkapnya.

Keranda Ditempatkan di Museum Pribadi Sutarji

Keranda kemudian diletakkan di depan rumah Sutarji. Cerita tentang keranda 'penjemput nyawa' pun telah terlanjur menyebar hingga Tulungagung.

Sutarji mengatakan bahwa kisah mistis yang beredar membuat warga sekitar rumahnya jadi takut.

"Awalnya itu di depan, lama-lama gang ini kok sepi, ternyata gara-gara itu. Akhirnya saya masukkan ke rumah," bebernya.

Diketahui Sutarji memang memiliki beberapa koleksi barang-barang bekas orang meninggal dan benda-benda kuno lainnya. Koleksinya tersebut ditempatkan di rumah sekaligus museum pribadinya.

Hingga 2021, ia telah memiliki lima koleksi keranda mayat, belasan tali pocong, helm, hingga pakaian orang bekas kecelakaan.




(khq/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads