Profesor ITS Ciptakan Sepeda Multiguna, Ada yang Bisa Bersihkan Udara Kotor

Profesor ITS Ciptakan Sepeda Multiguna, Ada yang Bisa Bersihkan Udara Kotor

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 06 Jan 2024 11:51 WIB
Sepeda yang bisa membersihkan udara kotor ciptaan profesor ITS.
Sepeda yang bisa membersihkan udara kotor ciptaan profesor ITS. Foto: Istimewa
Surabaya -

Profesor ke-192 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Bambang Iskandriawan MEng menciptakan inovasi sepeda multiguna. Sepeda ini disebut bisa memudahkan mobilitas dan meningkatkan produktivitas.

Menurut guru besar pertama dari Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS ini, sepeda merupakan alat mobilisasi yang ramah semua kalangan. Selain itu, sepeda juga menjadi sarana olahraga, rekreasi, hingga penunjang kesehatan. Ia menilai diperlukan inovasi fitur sepeda untuk mengoptimalkan fungsinya.

"Sebagai tambahan nilai guna dan nilai jual juga," ujar lelaki yang juga menjadi profesor pertama dari Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Kepala Laboratorium Human Centered Design Departemen Despro ITS ini berhasil menciptakan inovasi sepeda yang dapat membersihkan udara kotor. Ialah air purifier bike (APB), yang dilengkapi dengan sistem filter yang dapat menyaring udara selama sepeda digunakan.

"Udara yang disaring nantinya dikeluarkan kembali menjadi udara bersih lewat tepi luar keliling roda belakang dan depan sepeda," terang Bambang.

ADVERTISEMENT

Ia juga menciptakan kreasi tandem bike (TB). Dijelaskan, sepeda tandem ini dapat bertransformasi menjadi sepeda tunggal dan sebaliknya. Sehingga tetap bisa digunakan tanpa harus dikayuh dua orang.

"Kalau TB ini bisa dilepas rangka tengahnya dan menjadi sepeda tunggal," jelas Kepala Pusat Unggulan Iptek (PUI) Desain Kreatif ITS ini.

Dosen kelahiran 1960 ini jug menciptakan sliding tandem bike (STB) untuk memudahkan penyimpanan sepeda tandem pada kondisi ruang terbatas. Bambang menerangkan, STB memiliki keterbaruan dari segi efisiensi kerangka. Sepeda ini dirancang dengan fitur kerangka yang dapat dipanjangpendekkan tanpa melepas frame sepeda.

"Dengan fitur ini, sepeda dapat ditaruh di ruang sempit, bahkan di dinding ruangan sekalipun," tuturnya.

Selain itu, Bambang telah menciptakan inovasi sepeda lipat portable yang dapat bertransformasi menjadi sebuah kursi. Sepeda bernama commuter bike (Cobi) ini telah melewati analisis struktur dan simulasi numerik yang kompleks.

Sehingga menghasilkan kerangka yang lebih ringan dan desain yang lebih praktis. Bambang mengatakan, inovasi sepeda Cobi cocok digunakan bepergian oleh segala usia.

Terbaru, lulusan sarjana Teknik Mesin ITS ini telah mengembangkan sepeda kelompok dengan nama community bike ITS (Combits). Sepeda ini bisa digunakan enam orang sekaligus. Sepeda ini juga dirancang dengan penambahan atap yang dapat melindungi penggunanya dari paparan matahari langsung.

"Agar interaksi saat bersepeda tetap nyaman," tambahnya.

Menurut Bambang, berbagai ide dan proses dalam pembuatan inovasi ini melibatkan keilmuan multidisiplin. Mulai dari proses manufaktur, analisa tren, ergonomi, simulasi, hingga uji produk dan publikasi melibatkan banyak pihak.

Tak hanya sivitas akademika, lulusan magister Wollongong University, Australia ini juga melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung perekonomian warga lokal.

Ia mengatakan akan terus menggiatkan pengembangan inovasi yang telah berjalan selama 20 tahun ini. Keberlanjutan inovasi akan digencarkan melalui penambahan fitur, perluasan fungsi, hingga penggalian potensi bisnis melalui perintisan startup.

"Kami sudah mulai rintis untuk perusahaan ini dan masih terus dikembangkan hingga kini," ungkapnya.

Lulusan Program Doktor ITS ini meyakini keberlanjutan inovasi tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi berbagai sektor termasuk sosial,
pendidikan, hingga seni terapan. Bambang berharap inovasi ini mampu membuat rekayasa dan desain dapat terus berjalan selaras untuk menciptakan kebermanfaatan bagi bangsa.

"Sudah saatnya, kolaborasi keilmuan ini menciptakan produk optimal bukan malah dipisahkan sendiri-sendiri," tegasnya.




(irb/fat)


Hide Ads