Pemkab Lamongan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dengan sejumlah pihak berkaitan pembekalan pengetahuan soal kesehatan reproduksi (kespro) bagi remaja. MoU ini menjadi komitmen penyiapan generasi emas 2045 yang cerdas, berwawasan, dan sehat.
Penandatanganan MoU dilakukan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lamongan, Pengadilan Agama Lamongan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, serta 48 kepala sekolah SMP negeri Se-Lamongan.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan penandatanganan ini bentuk komitmen bersama menyiapkan generasi emas yang cerdas, berwawasan, dan sehat dengan pengetahuan soal kesehatan reproduksi (kespro) bagi remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyiapkan generasi kita saat Indonesia Emas. Kita semua harus berkomitmen tidak boleh anak-anak Lamongan tidak menjadi bagian Indonesia emas. Untuk mencapai itu perlu kesiapan. Salah satunya kesehatan. Apalagi kesehatan reproduksi, yang Insyaallah masih dianggap tabu untuk dibicarakan," ujar bupati yang akrab disapa Pak Yes dalam sambutannya di acara yang berlangsung di SMPN 1 Lamongan, Kamis (4/1/2023).
Melihat data statistik, ungkap Pak Yes, sebanyak 0,7 persen remaja perempuan Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah, dan 4,3% di kalangan remaja laki-laki. Melihat data itu, Pak Yes menekankan perlunya pencegahan yang dapat menjadi dasar remaja.
"Anak-anak tidak menyadari itu menjadi bagian penting, dan menjadi hal yang mengagetkan saat melihat angka di tahun 2020 bahwa 2,5% remaja Indonesia terinfeksi penyakit menular seksual pranikah," ujar Pak Yes.
Dia juga meminta agar MoU ini disiapkan untuk memberikan edukasi bahaya-bahaya reproduksi. Jika tidak disiapkan, ujar Pak Yes, MoU ini hanya sekedar formalitas dan tidak ada makna dan outputnya.
"Melalui seminar seperti sekarang ini, mungkin saat ini mereka belum paham, tapi nanti mereka akan memahami dan menjadi dasar tentang kesehatan reproduksi," katanya.
Pak Yes berharap komitmen yang dikemas melalui seminar kesehatan reproduksi di setiap SMP se-Lamongan dapat menjadi langkah strategis pemerintah daerah menyambut 100 tahun Indonesia emas.
"Hari ini mungkin belum dipandang sebuah hal penting, tapi nanti di kemudian hari akan menjadi hal yang penting. Karena tahun 2045 Indonesia sedang berusia 100 tahun," ujar Pak Yes.
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif menuturkan seminar yang dimulai di SMPN 1 Lamongan ini diikuti 500 siswi. Seminar ini, kata Munif, salah satu bagian implementasi gerakan pendidikan terpadu sekolah ramah anak, akreditasi perpustakaan, sekolah sehat, dan adiwiyata atau gerakan Paduraksa dari segi kesehatan.
"Kami berharap teman-teman kepala sekolah tidak menjadikan ini sebagai beban tapi menjadi tonggak, legacy anak-anak kita. Pengetahuan seperti ini jangan hanya didominasi lembaga-lembaga di kota tapi semua lembaga pendidikan di desa-desa harus dirasakan tentang pentingnya kesehatan reproduksi bagi anak-anak," pungkas Munif.
(dpe/fat)