Dua proyektil menembus tubuh relawan Prabowo-Gibran di Sampang, Muarah (49) yang ditembak pria tak dikenal berperawakan kekar. Saat dirujuk ke RSU dr Soetomo, dua proyektil itu masih ada di tubuh Muarah. Saat ini Muarah mengalami kelumpuhan usai peluru menembus hingga tulang belakangnya.
Kepala IGD RSU dr Soetomo, dr M Hardian Basuki SpOT(K) mengatakan, ada dua luka tembak di tubuh pasien. Yakni di bagian punggung belakang dan punggung samping.
Saat datang ke IGD RSU dr Soetomo, peluru masih ada di tubuh Muarah. Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim medis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peluru masih ada di dalam tubuh. Dilakukan tindakan di RSU dr Soetomo di kamar operasi untuk mengeluarkan peluru dan melakukan pemasangan pen di tulang belakangnya," ujarnya saat dihubungi detikJatim, Selasa (26/12/2023).
Ia menambahkan, peluru tersebut menyeberang dari bagian kanan tubuh Muara, lalu menembus ke sisi kiri. Luka akibat peluru itu juga dalam. Terlebih, ada dua luka tembak.
"Luka tembaknya ada di dua tempat dari sebelah kanan. Namun, dari pemeriksaan radiologi, pelurunya ada di sebelah kiri, jadi menyeberang," katanya.
Sementara itu, kondisi Muarah saat tiba di RS secara umum stabil. Namun, ia mengalami nyeri dan kedua kakinya untuk sementara lumpuh.
"Kalau dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan di RSU dr Soetomo, dari hasil CT scan peluru mengenai tulang belakang. Jadi kemungkinan besar saraf tulang belakang kena. Saraf tulang belakang ini yang berfungsi untuk memberikan perintah menggerakkan kedua kaki. Kalau saraf terkena bisa terjadi kelumpuhan (permanen)," kata dr Hardian.
Dampak dari luka tembak, Hardian mengatakan, untuk kelumpuhan di kaki masih belum bisa dipastikan bisa sembuh atau tidak. Saat ini, pihak RSU dr Soetomo melakukan pengobatan luka dan tulang belakang tentang perkembangan saraf. Tim dokter perlu melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara bertahap.
Hardian menyebut, saraf merupakan organ atau jaringan dengan proses penyembuhan yang lama. Sedangkan kondisi pasien saat ini dalam keadaan baik, skala nyerinya juga telah berkurang. Muarah juga sudah bisa makan, namun memang belum bisa menggerakkan kedua kakinya.
"Kalau tangan bisa. Duduk kita lakukan bertahap dahulu, biasanya pascaoperasi tulang belakang ada proses latihan duduk, mungkin butuh korset atau latihan duduk," jelas dr Hardian.
Diketahui, Muarah dirujuk ke RSU dr Soetomo pada Jumat (22/12). Dokter langsung melakukan pemeriksaan dan menilai kegawatdaruratannya.
"Pasien luka tembak kita curiga masuk ke dalam perut, takut mengenai pembuluh darah besar terkena organ penting, sehingga pasien kita rawat di ruang resistasi, ruang perawatan intensif. Disana kita lakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk rontgen, CT scan termasuk pemasangan infus, cairan," beber dr Hardian.
Setelah pemeriksaan, dilakukan persiapan operasi dan tindakan pada hari Sabtu (23/12). Muarah ditangani dokter bedah umum dan bedah saraf.
Seperti diberitakan sebelumnya, Muarah ditembak saat berdiskusi sambil ngopi di toko, Jumat (22/12). Tiba-tiba ada dua pria bertubuh kekar berboncengan dengan motor Yamaha NMax. Salah satu dari pria itu kemudian melepaskan dua kali tembakan ke arah Muarah yang langsung tumbang.
Sat Reskrim Polres Sampang belum bisa mengungkapkan secara detail proses penanganan kasus penembakan tersebut. Sejauh ini, belum diketahui siapa orang tak dikenal (OTK) yang menembak Muruah. Namun, Edi memastikan bahwa Polda Jatim mem-back up penyelidikan.
"Progres pasti ada tapi ini masih ranah penyelidikan, kami bersama tim (Polda Jatim) masih terus memantau di lapangan" terang Kasat Reskrim Polres Sampang Iptu Edi Eko Purnomo, Senin (25/12).
(hil/dte)