Petani Lamongan Didorong Tingkatkan Mutu Produk Pertanian

Petani Lamongan Didorong Tingkatkan Mutu Produk Pertanian

Eko Sudjarwo - detikJatim
Senin, 18 Des 2023 17:20 WIB
Bimtek Penguatan Kapasitas Penerapan Standar Peningkatan Padi dan Jagung di lamongan
Bimtek dengan petani Lamongan/Foto: Istimewa (Dok Pemkab Lamongan)
Lamongan -

Petani di Lamongan harus memperkuat dan menerapkan kapasitas standar pertanian. Ini untuk memantapkan ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Timur, Atekan mengatakan, hasil produk pertanian di Indonesia sangat beragam. Namun, kata Atekan, seringkali hasil pertanian belum mampu bersaing di pasar internasional yang sebagian besar diakibatlan oleh mutu pertanian yang kurang bagus.

"BSIP berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan implementasi penerapan standar pertanian yang ada. Kita harapkan, dengan BSIP ini bisa mengawal produk-produk pertanian agar bisa menjadi lebih baik, kualitas lebih baik, dan tentu saja nanti kita harapkan ada nilai tambah dari produk pertanian yang kita hasilkan," kata Atekan saat Bimtek Penguatan Kapasitas Penerapan Standar Peningkatan Padi dan Jagung yang digelar BSIP di Aula Gajahmada Pemda Lamongan Lt. 7, Senin (18/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengaku ketahanan pangan menjadi benteng akhir kedaulatan negara. Untuk memperkuat hal tersebut, ungkap bupati yang akrab disapa Pak Yes ini, Pemkab Lamongan terus memasifkan berbagai upaya untuk memperkuat kedaulatan pangan daerah.

"Kalau ketahanan pangannya sudah jebol, tidak ada lagi yang bisa menjadi benteng kedaulatan negara kita. Makanya terus dikembangkan kedaulatan pangan ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya padi dan jagung Lamongan," ungkap Pak Yes saat membuka acara.

ADVERTISEMENT

Sementara konsistensi pemerintah daerah mempertahankan ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan produktivitas pangan, tambah Pak Yes, membuahkan hasil positif bagi petani maupun daerah. Apalagi Lamongan menjadi daerah penyumbang beras nomor 1 di Jawa Timur, sekaligus menempati peringkat ke 5 secara nasional.

"Pada 2022, hasil produksi padi di Lamongan mencapai 1,2 juta ton. Sementara, di tahun 2023 ini ada sedikit penurunan menjadi 1,1 ton yang diakibatkan perubahan cuaca. Sedangkan produksi jagung di Lamongan mengalami kenaikan produktivitas secara signifikan dari 480.000 ton di tahun 2022, menjadi 560.000 ton pada tahun 2023," paparnya.

Pak Yes menyebut, pertanian di Lamongan masih memiliki berbagai tantangan. Mulai dari curah hujan tidak menentu, ketersediaan pupuk, serangan hama dan penyakit, ketersediaan pasar dan stabilitas harga, permodalan, serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani.

"Perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi petani berdasarkan pengalaman-pengalaman. Dan hari ini kita berterima kasih kepada BSIP kesempatan ini saya yakin bisa menambah kapasitas keterampilan dan pengetahuan para petani di Kabupaten Lamongan," imbuhnya.

Sementara di hadapan para pendamping pertanian, penyuluh pertanian, perangkat pertanian, dan pelaku usaha (petani) dari 24 kecamatan, Pak Yes berpesan para penyuluh menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator bagi para petani di daerahnya. Dan mendorong petani untuk berorganisasi dalam bentuk sekolah lapang hingga lainnya.

"Kepada para penyuluh terus menjadi penyedia informasi bagi para petani, jangan sampai penyedia informasi ini tidak tau apa-apa, karena penyluh ini yang akan ditanya oleh paranpetani, jadi harus mengetahui apapun, pengetahuannya harus lebih dari pada petani," pungkasnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads