Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
AKE (12) tak akan pernah melupakan hari itu. Hari di mana mendung menggelayut petang di rumah kontrakan di Jalan Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Di sana, ia menemukan ayah, ibu dan adiknya tergeletak tewas diduga bunuh diri.
AKE merupakan anak dari pasangan WE (44) dan SU (40). WE adalah seorang guru SD dan istrinya SU merupakan ibu rumah tangga yang sehari-hari berjualan kue. Keluarga ini dikaruniai dua putri kembar berinisial RY dan AKE. Keduanya masih duduk di bangku kelas 7 SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat kejadian pilu tersebut, AKE merupakan satu-satunya anggota keluarga yang masih hidup. AKE tidur seorang diri di kamar tengah, sementara kejadian bunuh diri ini berlangsung di kamar depan.
AKE terbangun dengan kondisi rumah yang sepi. Tak seperti hari biasanya, ia tak mendengar suara sang ayah, ibu dan adik saat bercengkerama di pagi hari.
Dari kamarnya, ia berjalan mencari keberadaan ayah, ibu dan adik. Langkahnya berakhir di depan kamar orang tuanya. Ia pun mencoba mengetuk pintu kamar itu sambil memanggil mereka. Kaget bukan main, ia mendengar suara rintihan sang ayah menyuruhnya meminta tolong pada tetangga.
Saat dibuka, sang ayah dalam kondisi lemas dengan tangan tersayat dan mengeluarkan darah. Sementara ibu dan adiknya terlentang dengan kondisi mulutnya mengeluarkan busa. Nahas, ayahnya menyusul tewas saat perjalanan ke rumah sakit.
Sang ayah juga meninggalkan pesan pilu pada AKE. Pesan ini ditulis dengan spidol di kaca kamar.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, saat ini kondisi AKE relatif stabil. Meskipun ia masih tampak dirundung kesedihan.
"Relatif stabil, kemarin pada saat datangi masih sedih tentunya," kata Gandha kepada detikJatim, Kamis (14/12/2023).
Gandha mengatakan, AKE merupakan sosok anak yang berprestasi.
"Ini tergolong anak berprestasi, seusai informasi yang kami terima, dia masuk SMP Negeri 3 kalau nggak salah itu lewat jalur prestasi," imbuhnya.
Sementara itu, saat ini AKE tinggal bersama nenek dari ibunya. Polisi juga akan melakukan trauma healing pada AKE.
"Ada kemarin pada saat setelah kejadian, kami bersama unit PPA bersama psikolog Polres Malang kemudian DP3A sudah datang ke rumah duka, kebetulan rumah duka menggunakan rumah nenek dari saudari SU, atau orang tua dari Ibu SU almarhumah, kami sudah menemui ke sana dan psikolog dan juga dari DP3A akan melaksanakan support atau trauma healing ke adik AKE," pungkas Gandha.
Sebelumnya, kejadian ini berlangsung pada Selasa (12/12/2023). Polisi menemukan pesan terakhir yang diduga ditulis oleh WE di kaca rias kamar. Pesan itu ditujukan kepada putri kembar mereka berinisial AKE (12), yang masih hidup.
Begini pesan yang ditulis WE di kaca rias:
'Kakak Jaga Diri
Papa, Mama, Adik pergi dulu
Nurut Uti, Kung, Tante dan Om
Belajar yang Baik
Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak
Papa'
(hil/fat)