Khofifah Indar Parawansa punya modal kuat untuk melenggang memimpin Jawa Timur (Jatim) 2 periode. PAN dan Gerindra sudah resmi memberi rekom kepadanya untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) di Pilgub Jatim 2024. Lalu siapa yang akan mendampingi Khofifah sebagai cawagub?
Sejumlah hasil survei menyebut nama Khofifah memang punya elektabilitas tinggi dibanding figur-figur lainnya di Jatim. Hal itu yang jadi salah satu alasan partai-partai untuk tak segan menjagokan Khofifah di Pilgub Jatim tahun depan. Selain PAN dan Gerindra yang sudah memberikan rekom, beberapa partai lain juga menyatakan dukungan maupun memberi sinyal kuat ke Khofifah. Antara lain Demokrat, Golkar hingga PKB.
Nilai tawar Khofifah di mata parpol-parpol memang cukup tinggi. Tak terbantahkan. Namun, satu hal yang patut dinantikan adalah sosok yang akan menjadi cawagub untuk Khofifah mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini nama Emil Elestianto Dardak masih jadi yang terdepan. Alasannya, Emil merupakan incumbent dan partainya sudah menyatakan akan mendukung Khofifah. Namun, posisi Emil Dardak untuk melanjutkan kebersamaan dengan Khofifah di periode kedua masih jadi tanda tanya.
Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Prof Anang Sujoko mengatakan, akan terjadi negosiasi cukup alot antar partai politik pengusung Khofifah dalam menentukan pendamping di Pilgub Jatim 2024. Elektabilitas Khofifah yang tinggi jadi alasannya.
"Iya, tentu saja ini (pendamping Khofifah) berbicara transaksi antar partai politik tentunya, karena bagaimanapun juga Khofifah untuk maju butuh kepastian atau peluang yang lebih besar untuk menang," kata Anang kepada detikJatim, Senin (11/12/2023).
Anang melanjutkan, posisi Khofifah sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) sudah bisa menjadi modal kuat untuk meraih suara. Sehingga, bakal calon yang akan digandeng Khofifah tentunya harus memiliki kekuatan menambah perolehan suara di luar Muslimat NU.
"Kalau sudah seperti itu, Khofifah yang memiliki basis massa di Muslimat, maka perlu menggandeng calon-calon yang mempunyai suara atau yang memungkinkan menambah suara dari unsur-unsur lain di luar Muslimat," sambungnya.
Menurut Anang, bakal ada negoisasi atau transaksi bagi partai politik koalisi yang akan mengusung Khofifah. Menurutnya, parpol-parpol yang menyatakan dukungan untuk Khofifah itu pasti akan menyiapkan kadernya untuk jadi cawagub.
"Oleh karena itu, partai-partai misalkan seperti Golkar, kemudian memungkinkan misalnya PDIP. Itu menjadi alternatif selama yang bersangkutan mau di posisikan calonnya sebagai calon wakil gubernur," tukas Dekan FISIP UB ini.
(irb/dte)