Jaringan Pengamatan Digital Pos Pantau Gunung Kelud Mati Tersambar Petir

Jaringan Pengamatan Digital Pos Pantau Gunung Kelud Mati Tersambar Petir

Erliana Riady - detikJatim
Jumat, 08 Des 2023 05:00 WIB
Jaringan Pengamatan Digital Pos Pantau Gunung Kelud Mati Tersambar Petir
Jaringan Pengamatan Digital Pos Pantau Gunung Kelud Mati Tersambar Petir (Foto: Istimewa)
Blitar -

Jaringan pengamatan digital di pos pantau Gunung Kelud mati akibat tersambar petir. Pengamat Gunung Kelud, Dany Erlangga mengatakan jaringan pengamatan digital itu tersambar petir pada Selasa (5/12) pukul 15.57 WIB.

"Iya benar tersambar petir sejak dua hari lalu. Tanggal 5 pukul 15.57 WIB. Jaringan pengamatan digital tak berfungsi," jawab Dany melalui aplikasi pesan kepada detikJatim, Jumat (8/12/2023).

Berkaitan dengan hal itu, lanjutnya, transmisi penerima data digital pemantauan di Pos PGA sedang mengalami kendala. Saat ini sedang dalam proses pemulihan jaringan transmisi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun mengalami kendala di jaringan digital, namun Dany mengaku proses pemantauan masih tetap bisa dilakukan dengan cara manual. "Untuk pengamatan saat ini masih bisa menggunakan seismograf analog untuk perekaman gempa di sekitar Gunungapi Kelud," jelasnya.

Seperti hari ini, Dany masih bisa mengirimkan laporan pantaun gunung berapi aktif di ketinggian 1731 MDPL itu. Penampakan visual Gunung Kelud disebutkan jelas hingga berkabut 0,1 dengan kondisi kawah tidak berasap.

ADVERTISEMENT

Tingkat aktifitas Gunung Kelud level 1 atau normal. Namun diimbau masyakat atau wisatawan tidak memasuki atau mendekati kawasan kawah aktif gunungapi Kelud karena bisa terjadi aktivitas vulkanik tiba-tiba yang dapat mengancam keselamatan.

Pos pantau Gunungapi Kelud sendiri berada di radius sekitar 7,5 KM dari bibir kawah Kelud. Dengan posisi di ketinggian sekitar 688 MDP, lokasinya di Margomulyo, Ngancar, Kediri.

Saat hujan deras disertai petir menyambar, Choirul Huda berada di pos pantau bersama seorang rekannya. Pria yang sudah 33 tahun mengabdikan hidupnya dengan mengamati dan memantau kondisi Kelud ini mengaku kaget.

"Ya kaget pas petir menyambar. Tapi kejadian seperti itu sudah biasa kami alami. Memang lokasinya rawan tersambar petir. Begitupun dengan Router wifi yang kami pasang di pos ini. Tahun kemarin malah tiga kali mati kesambar petir," cerita Huda di ujung telepon.

Jaringan pengamatan digital di pos pantau Gunungapi Kelud ini tidak menjadi kendala mereka menjalankan tugas. Hanya saja proses kerja seismograf analog tentu butuh waktu lebih lama dalam menghitung dibandingkan digital.

"Kami sudah pasang penangkal petir, ada lagi alat khusus untuk itu dari Jerman. Tapi ya gak berfungsi di sini. Dan Router wifi ini sekalinya rusak gak bisa dibenerin. Stok di pos sini habis. Jadi kami lapor ke kantor pusat Bandung untuk dikirimi lagi," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads