Polri resmi mengubah materi ujian praktik untuk penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM). Dari jalur angka 8 diubah menyerupai huruf S untuk meminimalisasi kegagalan pemohon. Satpas Polresta Sidoarjo pun membuat inovasi baru coaching clinic (CC).
CC merupakan bagian dari program baru Satpas Polresta Sidoarjo yang bernama Cekatan SIM (Cepat Tingkatkan Kemampuan Ujian Teori praktik SIM). Inovasi baru ini untuk mempermudah masyarakat pemohon SIM. Pelatihan ujian praktik dibuka pada Rabu dan Jumat mulai pukul 15.00-16.00 WIB.
Kasat Lantas Polresta Sidoarjo Kompol Indra Budi Wibowo mengatakan ujian praktik SIM dari lintasan angka 8 ke huruf S belum menunjukkan perubahan signifikan. Ia menyebut tingkat kelulusan pemohon SIM masih sangat kurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inovasi baru dari Satpas Polresta Sidoarjo memberikan pelatihan bagi pemohon SIM. Dengan harapan bisa mempermudah masyarakat yang akan mengikuti ujian praktik mendapatkan SIM," kata Indra di Satpas Polresta Sidoarjo, Kamis (30/11/2023).
Indra menjelaskan meski Polri telah mengubah materi ujian praktik penerbitan SIM tersebut tingkat kelulusan pemohon SIM masih sangat kurang. Pelatihan ujian praktik pun dibuka pada hari Rabu dan Jumat mulai pukul 15.00 hingga 16.00 WIB.
"Apabila animo masyarakat pemohon SIM yang mengikuti pelatihan semakin tinggi. Kami akan membuka pelatihan tersebut setiap hari. Bahkan, kami akan bekerja sama dengan 18 Polsek untuk membuat tempat pelatihan tersebut," jelas Indra.
![]() |
Sampai saat ini, momok masyarakat yang ingin mendapatkan SIM berada di ujian praktik. Maka dari itu, pihaknya membuka pelatihan ini untuk masyarakat Sidoarjo. Tempat pelatihan juga gratis dan bebas untuk siapapun.
Indra menambahkan pelatihan dapat dilakukan hingga lebih dari satu kali, bahkan sampai mahir. Hal tersebut guna memudahkan masyarakat agar dapat mengurus SIM dengan mudah.
Di sisi lain, ia menegaskan biaya pembuatan SIM lebih dari Rp 1 juta merupakan hoax. Sebab, masyarakat dapat dengan mudah mengakses rincian harga pembuatan SIM melalui online.
"Membuat SIM itu mudah, murah, dan cepat. Jika ada yang menawarkan seperti calo jangan digubris, lebih baik mengikuti pelatihan," tandas Indra.
Sementara salah satu peserta pelatihan Abdul Muntaqin (38) mengaku dirinya sampai saat ini belum memiliki SIM. Awalnya dia merasa minder pada saat akan mengikuti ujian praktik. Untuk itu, dia mengikuti pelatihan uji praktik SIM yang disediakan Satpas Polresta Sidoarjo.
"Alhamdulillah setelah mengikuti pelatihan tersebut saya sekarang sudah memiliki SIM. Senang banget sudah punya SIM, sekarang tidak grogi lagi ketika ada polisi di pinggir jalan," kata Muntaqin.
Hal yang sama disampaikan Candra Hidayat (23) warga Balongbendo. Ia mengaku sudah dua kali mengikuti ujian praktik SIM, namun selalu gagal, meski jalur uji praktik sudah berubah menyerupai huruf S.
"Sebetulnya tidak ada kesulitan, namun saya selalu grogi ketika mengendarai sepeda ada polisi. Rencana saya akan mencoba mengikuti pelatihan tersebut sampai bisa, lancar, dan tidak grogi, baru mengajukan permohonan SIM," tandas Candra.
(irb/fat)