RSUD Ngudi Waluyo Wlingi kembali meraih penghargaan Top 30 Kompetisi Inovasi Layanan Publik (Kovaplik) Provinsi Jatim 2023. Kali ini inovasi Si Laksmi meraih predikat Terpuji, karena terbukti mampu menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru dilahirkan di Kabupaten Blitar.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wagub Jatim, Emil Elistianto Dardak kepada Dirut RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Endah Woro Utami mewakili Bupati Blitar. Penyerahan penghargaan bertempat di Halaman Parkir Jatim Park 3, dalam acara Pameran Inovasi Pelayanan Publik dan Jatim Bureaucrazy Fest 2023.
"Semoga inovasi yang telah dihasilkan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kualitas layanan publik di Provinsi Jatim. Sukses selalu untuk upaya memajukan pelayanan inovatif dan berkualitas," kata Wagub Emil, Kamis (23/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Si Laksmi adalah akronim dari Sistem Pelayanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas. Adalah pengembangan inovasi layanan dari beragam permasalahan yang dihadapi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sebagai rujukan regional kegawatdaruratan selama 24 jam.
Beberapa permasalahan itu di antaranya, lamanya antrean pendaftaran di loket rawat jalan yang lebih dari 30 menit. Lamanya waktu tunggu pasien rawat jalan lebih dari 120 menit. Lamanya antrean obat yang memakan waktu lebih dari 47 menit. Dan tingginya angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan angka kematian bayi (AKB) yang baru dilahirkan di Kabupaten Blitar. Dengan data, di tahun 2019 tercatat sebanyak 18 kematian, tahun 2020 sebanyak 23 kematian. Dan di tahun 2021 ada sebanyak 69 kematian.
Layanan Si Laksmi memprioritaskan pendaftaran secara online maupun off line bagi ibu melahirkan atau bayi yang baru dilahirkan. Selain itu, adanya layanan ambulance gratis siap menangani kegawatdaruratan ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan tim terlatih. Ambulance gratis ini juga menjangkau kegawatdaruratan maternal di wilayah terpencil dan pegunungan.
"Dengan Si Laksmi ini, kegawatdaruratan maternal bisa secepatnya ditangani. Selain itu, pengambilan obat tanpa antrean dan pasien yang melahirkan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi akan mendapatkan paket gratis. Isinya akte kelahiran, kartu identitas anak dan kartu keluarga," jelas Dirut RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Endah Woro Utami.
Hadirnya inovasi Si Laksmi mampu memangkas waktu pendaftaran pasien ibu hamil yang diprioritaskan hanya 10 menit. Selain itu, waktu tunggu pasien rawat jalan dari semula lebih dari 120 menit, dipangkas hanya 30 menit. Waktu antrean obat dari semula lebih dari 47 menit, sekarang lebih singkat menjadi 10 menit.
"Terutama, menurunnya angka kematian ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir. Dari sebelumnya 490,58 per 100 ribu angka kelahiran hidup. Saat ini turun menjadi 130,48," tandas Woro.
Keberlanjutan Si Laksmi menjadi kolaborasi pentahelix antara RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dengan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, media, organisasi profesi, bidan dalam hal ini, faskes dan relawan. Inovasi ini juga melahirkan komunitas Ibu Nifas Sehat Wlingi (Kinasih) dan jejaring bidan pantau pasca rawat inap melalui aplikasi pesan di grup.
(prf/ega)