Dua Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas Tenggelam di Dasar Kolam Blitar

Kolam tempat 2 bocah 6 tahun tewas tenggelam (Foto: Dok. Polsek Garum)

Blitar -

Nahas dialami AGA (6) dan AAR (6), warga di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar yang tewas tenggelam di sebuah kolam. Dua bocah itu sempat terlihat sedang bermain sebelum ditemukan di dasar kolam yang biasanya digunakan untuk mandi.

"Kejadian diketahui sekitar pukul 16.00 WIB, di Kecamatan Garum. TKP di sekitar area rumah yang ada masjid dan kolam tempat mandi/wudhu," kata Kasi Humas Polres Blitar Iptu Udiyono saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (22/10/2023).

Udiyono menyebutkan pihaknya menerima laporan kejadian dua bocah yang diduga tewas di sebuah kolam pemandian. Keduanya diduga tidak dapat berenang, hingga akhirnya tewas tenggelam di dasar kolam. Sementara kedalaman kolam yaitu sekitar 130 centimeter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua anak meninggal dunia, diduga karena tenggelam karena tidak bisa berenang. Kemudian dilaporkan kepada petugas," terangnya.

Menurut Udiyono, sebelumnya AGA dan AAR sedang bermain di sekitar masjid dan diawasi oleh paman AAR, yaitu SM (49). Namun, SM terpaksa meninggalkan keduanya karena hendak membantu mengangkat kayu di depan masjid. Setelah selesai mengangkat kayu, SM kembali mengecek keberadaan AGA dan AAR namun nihil.

"Saksi mencari dua bocah ini tapi tidak ketemu. Kemudian, ayah AGA yaitu IJ (43) juga mencari keberadaan putranya hingga mengarah ke area kolam dekat masjid itu," sambungnya.

Ayah AGA berupaya melakukan pencarian hingga masuk ke dalam kolam yang biasanya digunakan untuk mandi itu. Hingga ditemukan tubuh AGA yang berada di dasar kolam. Saat bersamaan, SM juga menemukan tubuh AAR.

Kedua bocah itu sempat dibawah ke Puskesmas Garum oleh pihak keluarga. Namun, nyawa bocah tersebut sudah tidak tertolong atau dinyatakan meninggal dunia. Bahkan, AGA juga sempat dibawa ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dan hasilnya nihil.

"Keduanya (AGA dan AAR) dibawa ke Puskesmas sudah dinyatakan meninggal dunia. Kemudian keluarga korban tidak menghendaki dilakukan autopsi dan menerima sebagai musibah, jadi kedua korban diserahkan kepada keluarga untuk proses pemakaman," pungkasnya.