TNI Angkatan Udara (AU) melibatkan produsen dari Brasil untuk penyelidikan kecelakaan 2 pesawat Super Tucano. Penyelidikan ini untuk mengungkap isi dari perekam data penerbangan atau Voice and Data Recorder (DAVR).
Sebelumnya, dua elemen penting dari pesawat Super Tucano berhasil dievakuasi dan diamankan oleh TNI AU. Dua elemen berupa DAVR dan NCDC ini memiliki warna oranye.
Dari foto yang diterima detikJatim, pada bagian DAVR misalnya, memiliki bentuk kotak persegi empat dengan terdapat beberapa nomor seri di bagian depan. Tertulis juga baterai kedaluwarsa pada November 2027.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"DAVR merupakan sistem yang menyimpan video, suara dan data performance, serta mesin pesawat yang akan dikirim ke pihak produsen di luar negeri untuk dilakukan pinjam alat pembaca data," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/11/2023).
Sedangkan elemen lain yakni Net Centric Data Cartridge (NCDC) tengah didalami oleh Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU (Puslaiklambangjaau).
Agung menyebut, NCDC menyimpan data berupa suara, video hingga tampilan navigasi penerbangan sampai sebelum pesawat jatuh.
"Rekaman cartridge-nya bisa dilihat, tetapi kan itu hanya petunjuk, tetapi kalau yang betul-betul sesuai data real mengenai rekaman, mengenai ketinggian, kecepatan yang akurat, yang satu hanya berupa simbologi yang nampil, tapi kan (untuk DAVR) ketinggian berapa, kecepatan berapa, itu kan ada di dibukanya di luar (negeri di Brasil), di kita nggak bisa," bebernya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua pesawat Super Tucano milik Skadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh jatuh di perbukitan Dusun Keduwung, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
Kedua pesawat tempur ringan ini terbang dari Lanud Abdulrachman Saleh bersama dua pesawat pada Kamis pagi (16/11/2023) sekitar pukul 10.51 WIB, untuk melakukan latihan formasi.
Pesawat dengan nomor ekor TT-3111, dinaiki dua awak di dalamnya, yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater).
Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).
Karena diduga akibat cuaca buruk kedua pesawat naas itu mengalami kecelakaan dan terjatuh, empat awak gugur dalam insiden itu.
(hil/iwd)