Universitas Airlangga (Unair) memberikan beasiswa kepada 5 mahasiswa asal Palestina. Beasiswa ini sebagai bantuan, karena beberapa mahasiswa tidak mendapat kiriman uang dari keluarganya.
Rektor Unair Prof M Nasih mengatakan beberapa mahasiswa tidak dapat menghubungi sanak saudaranya, akibat krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina. Kiriman uang untuk biaya hidup mahasiswa pun terhenti begitu saja.
"Ada kawan-kawan yang untuk menghubungi keluarganya saja kesulitan bahkan tidak bisa. Apalagi untuk mendapatkan kiriman biaya dan lain-lain. Sehingga, pasti kondisi seperti sekarang akan sangat mengganggu proses belajar mengajar dari kawan-kawan mahasiswa," kata Prof Nasih usai sidang Dies Natalis ke-69 Unair di Aula Garuda Mukti Kampus C, Rabu (15/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Nasih juga mengatakan dukungan moral maupun materi ini, dapat membantu mahasiswa Palestina untuk melanjutkan studi mereka di Indonesia.
"Support dari kita sangat dibutuhkan untuk bisa menyelamatkan, paling tidak studi kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari Palestina. Rencananya kita memberikan beasiswa sampai dengan selesainya studi yang bersangkutan," jelasnya.
![]() |
Ada lima mahasiswa Palestina yang mendapatkan beasiswa. Masing-masing diberi bantuan biaya hidup sebesar Rp 5 juta. Kemudian mendapat biaya kuliah sesuai dengan yang berlaku pada program studi masing-masing mahasiswa.
Salah satu penerima beasiswa tersebut yakni mahasiswi S3 Ilmu Ekonomi Unair, Amina Alzaanin. Ia mengaku senang mendapatkan beasiswa meski belum mengetahui kondisi terkini dari keluarganya di Palestina.
"Belum ada komunikasi, selama 15 hari ini belum ada kabar apapun. Kalau rumah saya sudah dibom, sudah hancur. Jadi kondisi saat ini merupakan perang yang besar," kata Amina.
Amina merasa terbantu oleh dukungan dan doa yang diberikan Unair. Terlebih beasiswa yang diterima, karena dapat kembali menjaga semangat untuk terus melanjutkan studinya.
"Terima kasih banyak karena kita semua di sini mengetahui bagaimana kondisi saat ini di Gaza, kita tidak bisa komunikasi sama keluarga kita. Akan tetapi, Universitas Airlangga membuat kita merasa tidak sendiri di sini dan terus semangat untuk melanjutkan kuliah," pungkasnya.
(sun/iwd)