Capres Prabowo Subianto mengajak agar masyarakat Indonesia tidak terlalu lugu terhadap warga negara asing. Meskipun rakyat Indonesia memiliki adat budaya yang ramah dan santun kepada orang lain.
"Saya tidak mengajak kita benci orang barat, tidak. Tapi kita jangan jadi terlalu lugu, jangan terlalu bodoh. Karena kita nih terlalu ramah. kadang-kadang ini budaya kita iya kan, budaya kita ini ramah," kata Prabowo dalam diskusi capres bersama kyai kampung se-Indonesia di Kota Malang, Sabtu (18/11/2023).
Prabowo lalu menyinggung soal sejarah Bangsa Indonesia yang pernah dijajah. Banyak kekayaan Indonesia kemudian diambil dan dinikmati oleh bangsa eropa. Dengan pengalaman itu, Prabowo menyatakan siap mati untuk Republik Indonesia, agar masyarakat bisa hidup makmur. Karena tujuan dari kemerdekaan agar rakyat tidak hidup dalam kemiskinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan kemerdekaan adalah rakyat tidak hidup dalam kemiskinan, saya siap mati untuk republik ini. Agar rakyat kita bisa hidup makmur.
Kita mengalami ratusan tahun kita dijajah oleh orang asing dan kita tahu, kita mengerti bahwa kekayaan kita terus diambil. Bukan kita yang ke Eropa, tapi orang Eropa yang ke sini," tegasnya.
Prabowo menambahkan bahwa bangsa Eropa datang untuk mencari kekayaan Indonesia dan mereka kemudian memperlakukan rakyat Indonesia sebagai makhluk yang rendah. Bahkan sampai waktu itu, rakyat Indonesia diminta kerja paksa hingga tak punya harga diri di tanah sendiri.
"Mereka (orang Eropa), datang waktu itu, cari kekayaan kita rempah-rempah kita, karet kita, minyak kita. Semua dan mereka memperlakukan kita sebagai makhluk yang rendah. Kita disuruh kerja paksa, kita tidak punya harga diri," imbuhnya.
Prabowo kemudian mencontohkan bagaimana dirinya melihat adanya diskriminasi terhadap rakyat Indonesia. Mereka dilarang untuk masuk kolam renang di kawasan Manggarai, Jakarta, saat dirinya menjadi komandan kompi 112 grup 1 Kopassus tahun 1978. Karena rakyat Indonesia dianggap sebagai makhluk rendah.
"Bahkan di tempat-tempat umum mereka pasang papan, Letnan Satu Prabowo Subianto komanda kompi 112 grup 1 Kopassus tahun 78, saya lihat prasasti verboden voor honden en inlanders. Dilarang untuk anjing dan pribumi. Jadi kita dianggap lebih rendah dari anjing," tandasnya.
Prabowo juga menyinggung bagaimana penjajah, VOC waktu itu banyak melakukan adu domba, agar rakyat Indonesia bisa dipecah belah. Meski begitu, Prabowo mengaku tidak mengajarkan rakyat Indonesia untuk membenci bangsa asing. Namun, Prabowo meminta agar rakyat Indonesia tidak terlalu lugu dan mudah diperdaya.
"kita selalu diadu domba, kita selalu dipecah belah sampai hari ini. Dulu VOC namanya dulu KNIL sekarang pakai macam-macam yang lain. Saya ini bukannya saya mau ajarkan kita benci orang asing tidak saya tidak mengajak kita benci siapapun. Saya tidak mengajak kita benci orang barat tidak tapi kita jangan jadi terlalu lugu jangan terlalu bodoh karena kita nih terlalu ramah," pungkasnya.
(abq/iwd)