"Senjatanya juga sudah dua-duanya dibawa," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Agung Sasongkojati kepada wartawan, Sabtu (18/11/2023).
Agung menyebut ada dua hal penting yang harus diamankan saat melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat. Yaitu menemukan Flight Data Recorder (FDR) atau kotak hitam dan senjata prajurit di dalam pesawat latih itu.
"Sementara masih itu, yang penting senjata dan FDR. Itu sudah kemarin dibawa oleh tim. Jadi FDR-nya sudah aman, sudah aman FDR. Dua-duanya sudah," ungkapnya.
Setelah mengamankan dua benda itu, tim akan melanjutkan evakuasi bangkai pesawat. Proses evakuasi bangkai pesawat tidak bisa langsung dilakukan karena terkendala sulitnya medan serta cuaca berkabut.
"Yang lainnya (bangkai pesawat) akan menyusul, karena perlu waktu untuk pesawat segede itu, tempatnya susah," tuturnya.
Ia pun menargetkan evakuasi bangkai pesawat dapat selesai dalam sepekan. Mungkin terkesan lama, namun Agung mengaku ia tak mau mengambil risiko yang bisa membahayakan tim.
"Karena medannya cukup berat, kira-kira seminggu lah (selesai evakuasi), nggak bisa dipaksain, kan hujan-hujan tambah bahaya bagi orang, itu mudah longsor dan tanahnya gembur," terangnya.
Agung juga akan kembali mempertimbangkan evakuasi pesawat menggunakan helikopter. Sebab menurutnya, medan sulit dan lokasi jatuhnya pesawat berbahaya jika digunakan untuk mendaratkan helikopter evakuasi.
"Untuk evakuasi dengan helikopter akan ditanyakan lagi, karena daerahnya cekung, daerah berbahaya untuk helikopter turun. Daripada risikonya celaka, makanya kami nggak pakai helikopter, itu hanya opsi saja setelah dilihat cuaca. Jadi nanti ada informasi lebih lanjut, tidak bisa dipaksakan," pungkasnya.
(irb/iwd)