Evakuasi Bangkai Pesawat Super Tucano di Pasuruan Terkendala Sulitnya Medan

Evakuasi Bangkai Pesawat Super Tucano di Pasuruan Terkendala Sulitnya Medan

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Jumat, 17 Nov 2023 18:11 WIB
Warga berada di dekat bangkai pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU yang mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (17/11/2023). Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU milik Skadron Udara 21 Landasan Udara Abdulrachman Saleh, Malang mengalami kecelakaan di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 16 November 2023 yang mengakibatkan empat orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/sgd/tom.
Bangkai pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan masih belum bisa dievakuasi. (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Malang -

TNI AU belum berhasil mengevakuasi bangkai dua pesawat Super Tucano yang jatuh di Desa Keduwung, Puspo, Pasuruan. Hal itu lantaran terkendala medan yang sulit diakses dan cuaca berkabut.

"Bangkai pesawat belum bisa dipastikan karena tempat medannya sulit," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati kepada wartawan usai pemakaman 3 korban pesawat Super Tucano, Jumat (17/11/2023).

Dia menambahkan skema yang akan diterapkan untuk mengevakuasi kemungkinan dengan cara memotong bangkai pesawat dan membawanya dengan helikopter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan kita harus memotong pesawat dan mungkin mengangkutnya menggunakan helikopter. Atau menggunakan cara lain," terang Agung.

"Tapi kemungkinan kita bisa menggunakan helikopter, dan itu harus dipotong supaya tidak terlalu berat dan tidak terlalu sulit untuk diangkat," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, TNI AU mulai menginvestigasi penyebab jatuhnya 2 pesawat Super Tucano. Tim dari TNI AU sudah mencapai titik lokasi pesawat jatuh sejak pagi tadi. Tim difokuskan mencari kotak hitam pesawat.

"Kami akan selanjutnya akan meng-update informasi, akan kita rilis secara berkala mengenai investigasi, karena sampai pagi ini tim investigasi sudah sampai di lokasi, sedang mencoba untuk me-retract flight data recorder," ujar Kadispen AU Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati kepada wartawan di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Menurut Agung, faktor cuaca akan mempengaruhi upaya pencarian. Apalagi, lokasi titik pesawat jatuh merupakan daerah berkabut. Tentunya, penggunaan helikopter menuju lokasi titik pesawat sangat tidak memungkinkan.

"Tapi kami tidak yakin (pakai helikopter), karena itu daerah yang berkabut, kabut itu awan yang terbang rendah. Pada bulan-bulan semacam ini pasti kabutnya atau awan rendah akan sangat tebal," tuturnya.




(fat/dte)


Hide Ads