Kabupaten Sidoarjo kini resmi menjadi kabupaten pertama dan satu-satunya di Tanah Air yang memiliki rumah sakit daerah kelas A. Pencapaian ini terwujud setelah Kementerian Kesehatan secara resmi menerbitkan izin RSUD Sidoarjo menjadi RS kelas A dari sebelumnya Kelas B.
Rumah sakit Kelas A sendiri merupakan rumah sakit rujukan utama dengan fasilitas yang dinilai lengkap dan memadai untuk menangani berbagai kondisi medis.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan didapatnya izin untuk menjadi rumah sakit Kelas A ini menunjukkan kesiapan RSUD Sidoarjo, dalam memenuhi berbagai aspek pelayanan kesehatan. Dengan demikian, RSUD Sidoarjo kini setara dengan rumah sakit besar seperti RSUD Dr. Soetomo di Surabaya atau RSUD Dr. Saiful Anwar di Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Status rumah sakit Kelas-A ini membuktikan keseriusan Pemkab Sidoarjo dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Segala upaya perbaikan mutu, penambahan infrastruktur medis hingga perbaikan manajemen mengarah pada jalur yang benar dimana goal-nya adalah peningkatan layanan kepada masyarakat," ujar Bupati Muhdlor dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).
Hal itu Muhdlor ungkapkan di sela pengukuhan RSUD Sidoarjo menjadi rumah sakit Kelas-A di Bale Bumi Mojopahit Gedung Dialisis RSUD Sidoarjo, Senin (13/11).
Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Muhdlor menambahkan RSUD Sidoarjo kini mempunyai berbagai fasilitas dan layanan unggulan bagi pasien, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni baik dari dokter dan tenaga kesehatannya.
Selain meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Sidoarjo, pemerintah kabupaten (pemkab) juga berencana membentuk holding rumah sakit milik Pemkab. Saat ini selain RSUD Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo juga mempunyai RSUD Sidoarjo Barat yang baru berdiri tahun lalu.
"Kita juga berencana membentuk holding rumah sakit, rencana itu sudah kita ajukan dan masih proses. Dan ini mungkin juga menjadi yang pertama bagi kabupaten yang menerapkan sistem holding pada rumah sakitnya, nantinya seluruh rumah sakit yang kita miliki menjadi satu manajemen sehingga quality control, quality assurance dan lain sebagianya menjadi satu," kata Bupati Muhdlor.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD Sidoarjo dr Syamsu Rahmadi mengatakan proses pengajuan izin RSUD Sidoarjo menjadi rumah sakit umum kelas A dimulai sejak awal tahun 2022 lalu. Proses ini dimulai pada Januari 2022 dengan dibentuknya tim percepatan pengajuan kelas A.
Langkah selanjutnya melibatkan penyusunan program kerja oleh tim pendampingan. Setelah itu, dilaksanakan pelatihan sebagai langkah persiapan menuju status kelas A, diikuti dengan pravisitasi pertama pada bulan Juli 2022. Proses ini kemudian diikuti oleh Rapat Koordinasi (Rakor) untuk memantau progres persiapan kenaikan status menjadi kelas A, dan pravisitasi kedua dilakukan oleh Kemenkes pada bulan Januari, Maret, dan Mei tahun 2023. Upaya terakhir mencakup visitasi untuk kenaikan status menjadi kelas A RSUD Sidoarjo yang dijadwalkan pada bulan September 2023.
"September kemarin kita di visitasi dan ending nya hari ini," ujar Syamsu.
Diketahui, RSUD Sidoarjo sendiri kini memiliki beberapa layanan unggulan antara lain MRI 3 Tesla, layanan intervensi jantung, ESWL (pemecah batu ginjal dari luar tubuh), CT Scan, Brakhiterapi, Radioterapi (instalasi layanan kanker terpadu), Kemoterapi serta Home care dan Dialisis. Layanan ini menjadi salah satu faktor penilaian menuju rumah sakit kelas A.
Kemudian, Direktorat Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya menambahkan pihaknya mengapresiasi keseriusan Pemkab Sidoarjo dalam meningkatkan status RSUD Sidoarjo menjadi Kelas A. Hal ini karena prosesnya yang tidak mudah dan penilaiannya cukup ketat.
"Berubah menjadi rumah sakit tipe A tidaklah mudah. Banyak penilaian yang dilakukan lembaganya. Mulai dari SDM nya, peralatannya sampai manajemennya. Semua harus kami nilai karena kami harus pastikan bahwa rumah sakit ini bisa menjadi rujukan tertinggi di Indonesia rumah sakit Kelas A," tutur Azhar.
Dengan berubahnya status menjadi Kelas A, RSUD Sidoarjo juga telah dianggap berkontribusi nyata terhadap pengembangan pelayanan kesehatan di Indonesia, bukan hanya di Sidoarjo dan Jawa Timur.
"Jadi rumah sakit ini nanti didesain bukan hanya untuk masyarakat Sidoarjo atau Surabaya Raya, namun juga harus menerima rujukan dari provinsi lain," ujarnya.
Azhar berharap pencapaian ini bukan hanya slogan saja. Namun diikuti dengan perbaikan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.
(akn/ega)