2 Lansia Tewas Kebakaran Rumah di Surabaya Punya Riwayat Gangguan Jiwa

2 Lansia Tewas Kebakaran Rumah di Surabaya Punya Riwayat Gangguan Jiwa

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 14 Nov 2023 10:08 WIB
2 Lansia Tewas Kebakaran Rumah di Surabaya Punya Riwayat Gangguan Jiwa
Kebakaran di Surabaya tewaskan dua lansia penghuni rumah/Foto: Dokumen Command Center 112 Surabaya
Surabaya -

Malang nian nasib 2 orang lanjut usia (Lansia) di Kertajaya Indah Timur Surabaya. Kakak beradik itu tewas dalam kebakaran rumahnya pada Selasa (14/11/2023) pukul 04.00 WIB.

Data yang diperoleh detikJatim menyebut, jenazah keduanya ditemukan tewas oleh petugas pemadam usai memadamkan api. Lalu, petugas melaporkan kejadian itu ke polisi.

Kapolsek Mulyorejo Surabaya Kompol Sugeng Rianto membenarkan hal itu. Menurutnya, kedua lansia yang tewas itu adalah kakak beradik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban pertama atas nama Fenda Sinjaya, perempuan usia 60 tahun, dan korban kedua atas nama Fitchuri Sinjaya, lelaki usia 57 tahun," ujar Sugeng.

Setelah pengecekan dari Inafis, kedua korban dievakuasi. Polisi juga melakukan pendataan dengan mencari penyebab kebakaran dan keterangan para saksi.

ADVERTISEMENT

Sugeng memastikan, kedua lansia yang tewas itu pernah mengalami gangguan jiwa. Sebab, pernah dirawat di RS Jiwa.

"Nggih, sudah pernah dirawat di RS, itu di tahun 2012, menurut informasi dari keluarga sambungnya, Bapak Liong," ujarnya.

Sugeng menyatakan, kedua korban juga memiliki riwayat hendak membakar rumahnya. Namun, sebelum menghuni kawasan Kertajaya Indah Timur ini.

"Iya, tahun 2008 di Jalan Kanginan Ketabang (Pernah akan membakar rumahnya)," katanya.

Keseharian keduanya juga tak pernah bersua maupun berkomunikasi dengan warga sekitar. Meski, sudah telah tinggal di rumah yang tak terawat itu sekitar 20 tahun.

Meski dialiri listrik, namun rumah tak terawat itu tampak memprihatinkan. Sebab, beberapa sudut, salah satunya atap belakang rumah sudah roboh. Lalu, ilalang tumbuh di setiap sudut halaman.

Selain itu, kedua lansia itu kerap menolak saat dimintai identitas oleh untuk pendataan kependudukan oleh perangkat kampung setempat. Meski keduanya kerap memberi sumbangan tertinggi untuk kegiatan kampung.

"Untuk iuran kampung dan pembayaran untuk keamanan korban selalu membayar dan selalu mendonasi paling banyak untuk acara RT atau RW," tutupnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads