Fakta-fakta Nyesek Mahasiswi Unej Meninggal Saat Diklatsar Pencinta Alam

Fakta-fakta Nyesek Mahasiswi Unej Meninggal Saat Diklatsar Pencinta Alam

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 13 Nov 2023 10:15 WIB
mahasiswi mapala unej meninggal saat diklatsar
Mahasiswi mapala Unej meninggal saat diklatsar. Foto: Istimewa (Dok Basarnas Jember)
Jember -

Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) Nadhifa Naya Damayanti (18) meninggal saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Pecinta Alam. Warga Berau, Kalimantan Timur itu meninggal saat proses evakuasi menuju RSD dr. Soebandi Jember.

Kegiatan Diklatsar dilakukan di lereng Pegunungan Argopuro, sekitar air terjun Rayap, Kecamatan Arjasa. Nadhifa bersama 13 temannya mengikuti kegiatan tersebut pada Rabu (8/11/2023).

Simak fakta-fakta mahasiswi Unej meninggal saat Diklatsar Pecinta Alam:

1. Korban Mengeluh Sakit

Kapolsek Arjasa AKP Agus Sutriyono mengatakan, Diklatsar Pecinta Alam Unej direncanakan berlangsung selama empat hari. Namun, pada hari ketiga, Jumat (10/11/2023) sekitar pukul 14.00 WIB, korban mengatakan dirinya kelelahan dan meminta istirahat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekan-rekan korban pun membuatkan tempat istirahat sementara. Korban beristirahat di tempat itu hingga malam hari.

"Oleh rekan-rekannya dibuatkan bivak (tempat istirahat). Kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, korban merasa membaik dan minta makan juga minum, dilayani oleh teman-temannya. Saat itu juga sudah koordinasi dengan Basarnas," kata Agus.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut, teman-teman Nadhifa sempat menghubungi Basarnas dan mengirim titik koordinat untuk mengevakuasi korban. Namun karena kondisinya sudah membaik, korban ingin melanjutkan kegiatan.

"Karena kondisi (korban mengeluh sakit), rekan-rekannya mengirim titik koordinat ke Basarnas dan mau dievakuasi saat itu. Tapi karena membaik, informasinya korban tidak mau dan ingin melanjutkan kegiatan," sambungnya.

2. Kondisi Korban Memburuk

Pada Sabtu sekitar pukul 03.00 WIB, kondisi korban kembali memburuk. Rekan-rekannya pun kembali meminta bantuan. Dan, dilakukan proses evakuasi oleh Basarnas.

"Tetapi begitu sampai RSD dr. Soebandi Jember, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Sehingga diperkirakan meninggalnya dalam perjalanan ke rumah sakit. Selanjutnya korban dibawa ke Instalasi Kamar Mayat rumah sakit," imbuhnya.

3. Proses Evakuasi

Dantim Operasi Evakuasi Basarnas Jember Rudy Prahara menjelaskan, pihaknya mendapat informasi dari Korpos Basarnas Jember untuk evakuasi pada Sabtu (11/11/2023) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

"Korban mengalami kondisi trouble dan kondisi medis emergency yang membutuhkan untuk dilakukan evakuasi," katanya, Minggu (12/11/2023).

Lokasi Diklatsar Pecinta Alam itu, ungkap Rudy, masuk lereng Pegunungan Argopuro, tepatnya di wilayah hutan lindung antara petak 64C RPH Arjasa dan 74 RPH Jelbuk. Petugas harus berjalan kaki atau naik motor sejauh 1,5 kilometer dari titik terakhir jalan yang bisa dilalui kendaraan untuk mencapai lokasi.

"Kami dibantu teman-teman tim potensi SAR sebagai Tim Aju (tim yang berangkat dulu ke lokasi). Dari proses evakuasi itu, info dari Tim Aju, kesulitan (saat proses evakuasi) adalah lokasi diklat korban yang jauh dari pemukiman warga. Untuk menuju lokasi, hanya dapat ditempuh jalan kaki ataupun motor," terangnya.

4. Korban Kritis Saat Dievakuasi

Ketika tim SAR tiba di lokasi, korban sudah dalam kondisi kritis. Namun, proses evakuasi tidak bisa menggunakan motor, sehingga korban dievakuasi dengan cara dipanggul.

Evakuasi pun dilakukan estafet. Tim Aju yang berada di lokasi memanggul korban menuju lokasi mobil 4x4 milik Basarnas Jember di lokasi titik akhir jalan setapak. Kondisi jalan yang terjal membuat evakuasi menuju mobil memakan waktu sekitar 3 jam.

"Dari berangkat jam 3 dini hari, dan berhasil dievakuasi sampai di mobil 4x4 sekitar pukul 6 pagi. Kemudian (sampai) di lokasi mobil 4x4, kami langsung evakuasi menuju RSD dr. Soebandi Jember," terang Rudy.

Korban masih dalam kondisi sadar saat dievakuasi dari lokasi, namun kondisinya terus menurun. Petugas masih bisa merasakan nadi korban. Sayangnya, saat proses evakuasi menuju rumah sakit, denyut nadi korban sudah tidak terasa.

"Saat sampai di IGD rumah sakit, dipastikan kondisinya, dan di sana dari keterangan dokter IGD dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya kami diarahkan ke kamar jenazah," imbuhnya.

Hingga pukul 00.00 WIB, jenazah korban masih berada di kamar jenazah RSD dr.Soebandi Jember. Petugas rumah sakit masih menunggu pihak keluarga korban untuk proses selanjutnya.

5. Polisi Selidiki Kematian Korban

Polisi tengah mendalami kasus tewasnya mahasiswi Unej saat Diklatsar Pecinta Alam. Kapolsek Arjasa Agus berharap bisa melakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban, sehingga polisi bisa mengambil langkah hukum selanjutnya.

"Kami masih dalami kasusnya. Kami berharap dari penyidik, nantinya korban dapat dilakukan proses autopsi. Karena kematiannya kan bukan sakit di rumah sakit," ucap Agus.

Untuk itu, polisi akan berkoordinasi dengan keluarga dan pihak kampus. Agus menyebut saat ini pihaknya masih melihat perkembangan kasus dan menunggu arahan dari pimpinan.

"Lebih lanjut dari perkembangan penyelidikan ini, apakah dilakukan pemeriksaan terhadap rekan-rekan atau panitia diklat, akan kami kabari lebih lanjut. Kami juga masih meminta petunjuk dari pimpinan," tandasnya.




(irb/fat)


Hide Ads