Dishub Surabaya Evaluasi Shuttle Bus Piala Dunia U-17

Piala Dunia U-17

Dishub Surabaya Evaluasi Shuttle Bus Piala Dunia U-17

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 11 Nov 2023 19:46 WIB
Penonton Piala Dunia U-17 yang berjubel saat bus penjemput datang.
Penonton Piala Dunia U-17 yang berjubel saat bus penjemput datang. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Pemkot Surabaya mengevaluasi fasilitas transportasi bus pengantar jembut atau shuttle bus untuk penonton Piala Dunia U-17. Shuttle bus itu banyak dikeluhkan penonton yang merasa menunggu lama hingga berebut kursi bus selepas pertandingan selesai..

Penonton yang usai menonton pertandingan harus berebut bus penjemputan yang akan mengantar mereka pulang ke lokasi tempat mereka berangkat. Situasi itu terjadi karena waktu menonton lebih panjang dibandingkan saat pulang, sehingga penonton menumpuk.

Soal penumpukan penonton hingga situasi berebut naik bus itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya akan mengevaluasinya bersama kepolisian. Dishub ingin hal itu tidak terjadi pada 2 pertandingan lain yang akan digelar di Stadion GBT Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi gini, kami sudah tahu nggak seimbang antara penonton dan bus yang disediakan. Berangkatnya bolak balik orang mau sabar. Tapi begitu pulang, orang-orang kan intinya (ingin) cepat kembali ke rumah. Waktunya bareng-bareng," ujar Kadishub Surabaya Tundjung Iswandaru, Sabtu (11/11/2023).

"Intinya orang sudah capek, mulai datang lihat, pulang nggak mau nunggu lama-lama. Terus rangkaian itu lewat mulai Presiden, menteri, VVIP, pemain, keamanan dan itu lewat ditutup nggak bisa jalan. Orang semakin nggak jalan-jalan, bengak-bengok (teriak-teriak)," katanya.

ADVERTISEMENT

Sebelum rombongan presiden dan para pemain, pihaknya sudah berupaya membawa penonton yang sudah keluar untuk segera naik shuttle bus. Tentunya agar tidak semakin padat dan bisa jalan.

Penonton Piala Dunia U-17 yang berjubel saat bus penjemput datang.Penonton Piala Dunia U-17 yang berjubel saat bus penjemput datang. (Foto: Istimewa)

"Begitu keluar, orang nggak sabaran. Tapi kan perlu proses (shuttle bus) kembali lagi ke sini (GBT)," ujarnya.

Untuk memecah kepadatan saat kepulangan penonton, Dishub sudah mengerahkan banyak feeder ke GBT. Namun, pihaknya juga mengatur strategi agar tidak terjadi penumpukan di area parkir.

Tundjung berjanji akan melakukan evaluasi bersama kepolisian. Hal ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi dengan sejumlah strategi yang akan diterapkan.

"Saya mau koordinasi dengan Pak Kasat Lantas. Saya minta dari kemarin itu, orang jangan dikeluarkan dulu. Ditahan dulu di perimeter. Nanti busnya yang pertama kita keluarkan bis jurusan A, A naik. Trus B. Dalam situ sudah ada jurusannya. A, B, C gitu. Biar enak orang antre duluan masuk ke bus dan lapangan klir, nggak banyak orang. Kemarin orang pada berjubel. Saya minta tutup, jangan dibuka di dalam," jelasnya.

Pihaknya juga telah menyampaikan kepada LOC untuk menghambat penonton terlebih dulu dan dikeluarkan per jurusan agar tidak berjubel. Tetapi hal itu ternyata tidak bisa diterapkan.

Apalagi di dalam area stadion tidak ada penjual makanan dan minuman. Tundjung pun menyadari hal ini akan membuat penonton jenuh saat menunggu kedatangan bus di dalam area stadion.

"Jadi dihambat dulu di perimeter. Tapi nggak tahu lagi kebijakan FIFA seperti apa. Kalau kami dihambat dulu, diklirkan untuk masing-masing jurusan, 5, 5, 5 (bus). Harapannya sekali datang sudah ada semua jurusan, tinggal dimasukkan orang-orangnya," ujarnya.




(dpe/dte)


Hide Ads