Pesan Khusus Gubernur Khofifah Jelang Musim Hujan di Jatim

Pesan Khusus Gubernur Khofifah Jelang Musim Hujan di Jatim

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 09 Nov 2023 16:33 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak membangun kewaspadaan, mitigasi, dan kesiapsiagaan darurat bencana hidrometeorologi menjelang memasuki musim hujan.

"Kita membangun jejaring kewaspadaan mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan 2023/2024. Kita pastikan bahwa semua dalam kondisi siap siaga. Personelnya, peralatannya dan keterhubungan komunikasi dan teknologinya," kata Khofifah dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).

"Kita terus melakukan kewaspadaan dengan sinergitas dan kolaborasi di antara seluruh stakeholder dari pemerintah provinsi dan kabupaten kota dan seluruh elemen masyarakat, terutama para relawan siaga bencana," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk dapat melakukan upaya mitigasi kesiapsiagaan dengan maksimal, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, ia meminta agar semua pihak terus melakukan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi.

"Sistem kesiapsiagaan kita harus terkomunikasikan dengan tim dari rumah sakit, dari tim TNI-Polri, terkomunikasikan dengan diskominfo, terkomunikasikan dengan seluruh jajaran yang kita harapkan bisa melakukan proses mitigasi dan langkah aksi secara lebih komprehensif," tegasnya.

ADVERTISEMENT

"Terlebih, prediksi BMKG kemungkinan Februari 2024 akan ada La Nina, semua hal yang diprediksikan harus diantipasi penanganan secara lebih komprehensif. Semoga semua bisa kita kendalikan dengan baik dan kita bisa memberikan mitigasi dan proses penyelamatan dengan baik pula," lanjutnya.

Mantan Mensos RI ini menuturkan, mitigasi kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus dilakukan karena sebagian besar wilayah di Indonesia dan di Jawa Timur masuk dalam kategori ring of fire.

Maka, yang bisa dilakukan dalam proses kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah dengan terus melakukan kontrol dan pemetaan secara detail terhadap beberapa wilayah yang rawan mengalami bencana, baik banjir maupun longsor.

"Kita semua sedang melakukan ikhtiar dan kita sudah dibantu oleh alat-alat teknologi baik pada saat deteksi mitigasi maupun pada saat rehabilitasi dan rekonstruksinya," jelasnya.

Ketum PP Muslimat NU ini juga berpesan, selain kontrol dan pemetaan, hal lain yang harus dilakukan adalah dengan memastikan sarana dan prasarana yang akan digunakan harus benar-benar dalam kondisi baik, berfungsi, dan terkontrol.

"Pintu air A, pintu air B, pintu air C pastikan hidroliknya jalan, pastikan bahwa seluruh perangkat yang dibutuhkan berfungsi dengan baik," pesannya.

Kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat ini harus terus dibangun. Ia meyakini apel kewaspadaan, mitigasi dan kesiapsiagaan kali ini akan memberikan resonansi ke tingkat nasional.

"Jadi yang kita lakukan di sini saya rasa resonansinya tidak hanya regional Jawa Timur tapi resonansinya nasional," ucapnya.

Khofifah menegaskan, tidak hanya sektor pemerintahan tetapi sektor usaha, wisata dan utamanya para penjaga pintu air juga perlu memperkuat upaya kewaspadaan mitigasi dan kesiapsiagaan. Sehingga, mitigasi dan kesiapsiagaan bisa dilakukan lebih komprehensif karena semua sektor turut bergerak.

"Saya mengingatkan kepada kita semua pelaku wisata, titik-titik mana saja apalagi yang kemarin terjadi kebakaran hutan karena telah banyak sekali material dari kayu atau batu yang kemudian bisa terdorong oleh arus air yang jumlahnya cukup besar ketika intensitas hujan tinggi tapi lebih dari itu bawa hidrometeorologi ini harus diantisipasi," tandasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads