Petani Banyuwangi Olah Kotoran Sapi di Tengah Keterbatasan Pupuk Subsidi

Petani Banyuwangi Olah Kotoran Sapi di Tengah Keterbatasan Pupuk Subsidi

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 31 Okt 2023 08:30 WIB
petani banyuwangi olah kotoran sapi jadi pupuk organik
Petani Desa Kedungasri olah kotoran sapi jadi pupuk organik (Foto: Eka Rima)
Banyuwangi -

Di tengah keterbatasan pupuk subsidi, sejumlah petani yang tergabung dalam Lembaga Pengelola Desa Hutan (LMDH) di Desa Kedungasri, Tegaldlimo, Banyuwangi mengolah kotoran sapi yang melimpah di desanya menjadi pupuk organik.

Selama satu tahun, warga Kedungsari sudah mengelola pupuk organik tersebut dengan memanfaatkan kotoran ternak milik warga yang kerap dibuang begitu saja di lahan persawahan tanpa diolah terlebih dahulu. Upaya tersebut mulai dilakukan warga saat ketersediaan pupuk bersubsidi dari pemerintah mulai sulit didapat.

"Sekali olah kami bisa mencapai 3 sampai 4 ton pupuk organik," kata Ketua Lembaga Pengelola Desa Hutan (LPHD) Kedungasri, Supiyono kepada detikJatim, Selasa (31/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Supiyono, bahan baku pupuk didapat dari warga sekitar yang dikumpulkan untuk diolah oleh LPHD menjadi pupuk organik.

petani banyuwangi olah kotoran sapi jadi pupuk organikPetani Banyuwangi olah kotoran sapi jadi pupuk organik (Foto: Eka Rima)

Proses pembuatan pupuk tersebut membutuhkan waktu antara 1-2 pekan. Selanjutnya bahan olahan tersebut difermentasi hingga menghilangkan kandungan gas. Pupuk yang sudah siap pakai dikemas dalam wadah ukuran 35 kilogram (kg).

ADVERTISEMENT

"Untuk saat ini, bahan baku kotoran hewan melimpah dari warga sekitar," tambah Supiyono.

Selain dipergunakan untuk kepentingan internal, pupuk organik juga diperjualbelikan dengan harga yang sangat terjangkau yakni Rp 15.000 per kemasan.

"Bukan hanya warga desa ini. Warga desa luar juga banyak yang membeli. Petani semangka, melon, jagung, dan lain-lain, rata-rata tertarik," ungkap Supiyono.

Salah satu manfaat yang dirasakan oleh petani saat menggunakan pupuk organik adalah kesehatan tanah. Harga pupuk organik yang lebih murah membuat ongkos produksi kian murah.

"Dampak buruk kimia banyak. Tingkat keasamannya lebih. kami ingin mengembalikan tanah kembali seperti dulu," kata Kepala Desa Kedungasri, Sunaryo.

"Ketika melihat kondisi di lapangan, diakui atau tidak, pupuk bersubsidi kurangnya banyak. Maka kami mendorong masyarakat bagaimana caranya agar pupuk tetap tersedia. Di sini, pengganti pupuk kimia, ya pupuk tersebut," tambahnya.




(erm/iwd)


Hide Ads